Selamat dari Perang Dagang, Chatib Basri: RI Beruntung Ekspornya Kecil

Rizky Alika
20 Agustus 2019, 17:29
Chatib Basri
Donang Wahyu | KATADATA
Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menilai kinerja ekspor yang kecil menguntungan perekonomian Indonesia dari efek perang dagang.

Mantan Menteri Keuangan yang juga Ekonom Universitas Indonesia (UI) Chatib Basri menyebut, Indonesia beruntung bisa sedikit terselamatkan dari dampak perang dagang karena tak terlalu bergantung pada ekspor. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi dapat terjaga di tengah volatilitas global.

"Kita beruntung karena sumbangan ekspor masih kecil. Jadi bukan karena kita melakukan sesuatu yang hebat, tapi karena kita beruntung," kata dia di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (20/8).

Kondisi ini serupa dengan Indonesia saat menghadapi krisis finansial pada 2009.
Kala itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap sebesar 4,5% lantaran kebijakan yang terjaga serta kontribusi ekspor yang minim.

(Baca: Saran Chatib Basri agar Indonesia Selamat dari Perang Dagang)

Sementara dia mencontohkan nasib kurang beruntung seperti yang dialami negara tetangga, Singapura. Negara ini, ekspor berkontribusi besar terhadap perekonomian.

Dengan situasi global yang serba tak menentu dan terjadi pelemahan permintaan di sejumlah negara, perekonomiannya pun terdampak, hingga terancam resesi. Pemerintah Negeri Singa bahkan memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2020 menjadi 0-1%, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya 1,5-2,5%. 

Sementara mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) triwulan II 2019,  konsumsi rumah tangga memberikan andil sebesar 55,79% terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

(Baca: Negara ASEAN yang Menang dan Kalah di Tengah Perang Dagang AS-Tiongkok)

Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga ditopang oleh Penanaman Modal Tetap Bruto (PMTB) yang merupakan indikator investasi dengan andil sebesar 31,25%. Sementara, ekspor hanya memberi andil terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 17,61%.

Karena itu, Chatib menyarakan pemerintah agar terus meningkatkan investasi untuk mendorong perekonomian. Secara spesifik dia menjelaskan, investasi yang diperlukan berupa investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI). 

Sebab, investasi tersebut tidak dapat dicairkan sewaktu-waktu, sehingga tidak akan terpapar oleh volatilitas global. "Tanpa investasi, Indonesia tidak bisa tumbuh lebih dari 5%," ujarnya.

Reporter: Rizky Alika
Editor: Ekarina

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...