Kapasitas Naik, Ekspor Pulp & Kertas Ditargetkan Tembus Rp 128 Triliun
Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) menargetkan ekspor komoditas pulp dan kertas bisa tembus US$ 9 miliar atau sekitar Rp 128,9 triliun tahun ini. Target tersebut diperkirakan tercapai seiring dengan penambahan lini produksi dari beberapa produsen kertas.
“Tahun lalu (ekspor) mencapai US$ 8 miliar, kami berharap tahun ini bisa mencapai US$ 9 miliar,” kata Ketua Umum APKI Aryan Warga Dalam di Jakarta, Jumat (14/6).
Salah satu produsen kertas, yakni PT Asia Pulp and Paper (APP) diketahui telah menambah kapasitas produksi pabrik di Sumatera Selatan menjadi dua lini. Ekspansi tersebut diharapkan menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekspor tahun ini.
(Baca: Bisnis SCG Kian Menggurita Setelah Mencaplok Pabrik Kertas )
Negara tujuan ekspor untuk produk pulp, tahun ini menurutnya masih akan didominasi negara-negara di Asia.
Sedangkan produk kertas asal Indonesia, dengan nilai tambah lebih tinggi, diekspor ke negara-negara di Asia, Afrika, hingga Amerika.
Menurut Aryan, produk pulp dan kertas nasional termasuk industri yang memiliki daya saing kuat di pasar global. Hal tersebut dikarenakan bahan baku kertas berupa kayu banyak tersedia di Tanah Air. Selain itu, industri ini juga didukung mesin dan peralatan yang mutakhir.
“Daya saing kita cukup kuat. Makanya di beberapa negara dituduh dumping dan sebagainya. Karena bahan baku kita itu ada di sini. Kalau di Indonesia tumbuhnya lima tahun, di negara lain bisa 25 tahun,” ujar Aryan.
(Baca: Hambatan Dagang Berpotensi Mengancam Ekspor Industri Pulp dan Kertas)
Berdasarkan kinerja ekspornya, industri kertas berhasil menduduki peringkat pertama dan industri pulp peringkat ketiga untuk ekspor produk kehutanan selama 2011-2017.
Pada 2017 kedua industri tersebut menyumbang devisa negara sebesar US$ 5,8 miliar yang berasal dari kekspor pulp US$ 2,2 miliar dolar AS ke beberapa negara tujuan utama yaitu Tiongkok, Korea, India, Bangladesh, dan Jepang. Sedangkan ekspor kertas US$ 3,6 miliar dengan negara tujuan ke Jepang, Amerika Serikat, Malaysia, Vietnam dan Tiongkok.
Kepala Badan Pengembangan dan Penelitian Industri Kementerian Perindustrian Ngakan Timur Antara menyampaikan, industri pulp dan kertas juga menyerap sebanyak 260.000 tenaga kerja langsung dan 1,1 juta tenaga kerja tidak langsung.
Guna mendongkrak kemampuan industri pulp dan kertas nasional, pihaknya terus mendorong pengembangan standar hijau. “Jadi, proses produksi di industri mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan sumber daya secara berkelanjutan,” ujar Ngakan.
Oleh karenanya, diharapkan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup bisa selaras serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.