Laba Hutama Karya Melonjak 106% pada 2018, Ditarget Stagnan Tahun Ini
PT Hutama Karya (Persero) mencatatkan laba bersih (unaudited) sebesar Rp 2,2 triliun pada 2018. Jumlah tersebut melonjak nyaris 106% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,07 triliun. Lonjakan laba Hutama Karya 2018 sejalan dengan kenaikan tinggi pendapatan perusahaan.
Pendapatan perusahaan konstruksi ini mencapai Rp 26,54 triliun, naik 46,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Aset perusahaan pun tercatat mencapai Rp 48,7 triliun pada akhir tahun lalu, naik 41,58% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 68,95 triliun.
Direktur Keuangan Hutama Karya Anis Anjayani mengatakan, kinerja positif perusahaan tahun lalu berkat penugasan membangun Jalan Tol Trans Sumatera. "Selama lima tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan pendapatan Hutama Karya mencapai 43%, pertumbuhan laba bersih 73%, dan pertumbuhan aset 76%," kata Anis melalui keterangan pers resmi-nya, Jumat (8/3).
(Baca: Bangun Tol 2.700 km, Hutama Karya Butuh PMN Rp 10-15 Triliun per Tahun)
Pada 2014-2015, Hutama Karya mendapat penugasan dari pemerintah untuk membangun jalan tol Trans Sumatera. Penugasan itu tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 100 Tahun 2014 yang kemudian diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 117 Tahun 2015.
Untuk mendukung pembangunan proyek tersebut, pemerintah mengalokasikan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 16,1 triliun hingga 2019. Pada 2015, Hutama Karya menerima PMN sebesar Rp 3,6 triliun, sedangkan pada 2016 sebesar Rp 2 triliun. Tahun ini, nilai PMN untuk Hutama Karya mencapai Rp 10,5 triliun.
Selain itu, pemerintah memberikan penjaminan atas pinjaman Hutama Karya dengan total senilai Rp 54,9 triliun untuk beberapa ruas jalan tol itu. Penjaminan pemerintah yang paling besar yaitu pada ruas tol Bakauheni-Terbanggi Besar yang nilainya Rp 15,59 triliun.
“Dengan demikian, Hutama Karya bisa mendapatkan pembiayaan yang kompetitif dengan tenor yang lebih panjang sesuai nature project,” kata Anis.
(Baca: Jalan Tol Bakauheni-Palembang Sudah Bisa Dipakai Mudik Lebaran 2019)
Setelah tumbuh kencang tahun lalu, perusahaan pelat merah ini menargetkan laba bersih stagnan tahun 2019 ini, yaitu sebesar Rp 2,2 triliun. Meskipun, pendapatan dan aset tetap tumbuh.
Pendapatan ditargetkan menyentuh angka Rp 34,32 triliun. Ini artinya, target pertumbuhannya sebesar 29,3% dibandingkan dengan tahun lalu. Sementara itu, aset ditargetkan bisa menembus angka Rp 101,1 triliun pada akhir tahun ini, tumbuh 46,6% dibandingkan tahun lalu.