BUMN akan Bentuk Joint Venture Investment Fund dengan Macquire Group
PT Bandha Ivestasi Indonesia akan berkolaborasi dengan grup bank investasi asing Macquarie Group untuk membentuk perusahaan investment fund dengan total investasi senilai US$ 600 juta.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, perusahaan joint venture tersebut bertujuan untuk menjadi tempat bagi investor asing agar dapat melakukan investasi di proyek infrastruktur, khususnya jalan tol. Hanya saja, menurut Rini, investor asing tersebut hanya mau mengambil alih jalan tol yang sudah selesai dibangun, dan sudah memiliki arus kas.
"Jadi kita bilang, bagaimana kalau bikin perusahaan investment fund. Jadi saya minta Danareksa untuk negosiasi, sudah ada beberapa investor asing yang berminat. Kita akan taruh (investasi) US$ 300 juta, mereka juga taruh US$ 300 juta," kata Rini di Jakarta, Rabu (30/1).
Rini mengatakan, Kementerian BUMN memang mengkonsentrasikan pembangunan pada infrastruktur-infrastruktur selama masa kepemimpinannya. Berbagai proyek seperti jalan tol, bandara, pelabuhan, pembangkit listrik, fiber optik, dan berbagai infrastruktur lainnya dibangun demi mengundang investor untuk memilih Indonesia menempatkan dananya di dalam negeri.
(Baca: Investasi 2018 Tak Capai Target Imbas Perang Dagang dan Pemilu)
Pada perusahaan investment fund yang akan dibentuk tersebut, Macquarie akan menyuntikan dana sebesar US$ 300 juta, sementara Bandha Investasi akan menaruh dengan jumlah yang sama sehingga total dana investasinya mencapai US$ 600 juta. Dana tersebut nantinya akan dicairkan kepada proyek jalan tol yang sudah rampung seperti keinginan Macquarie.
Meski begitu, saat ini pihak Kementerian BUMN masih belum tahu proyek mana yang bisa dikucurkan dana tersebut. Hanya saja, dia memperkirakan pendirian perusahaan investment fund tersebut dapat terealisasi pada akhir April 2019. Rini mengatakan akan ada beberapa proyek jalan tol yang di-unlock supaya investor bisa masuk berinvestasi di proyek tersebut.
Beberapa proyek jalan tol yang dimaksud Rini terutama proyek jalan tol milik PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Setelah mendapatkan suntikan dana, diharapkan Waskita dapat berkonsentrasi melakukan investasi pada proyek lainnya yang masih harus diselesaikan.
Rini mengungkapkan, investor asing tersebut memiliki minat berinvestasi dalam rentang waktu 3-5 tahun saja dengan opsi menjual kembali proyek. "Ada opsi untuk menjual kembali. dan kita memiliki opsi untuk membelinya. Jadi kami BUMN berharap (proyek) dapat dijual kembali ke kami juga," kata Rini menambahkan.
(Baca: Penyelamatan Jiwasraya, Mulai Surat Utang Hingga Bentuk Anak Usaha)
Seperti diketahui, Kementerian BUMN membentuk Bandha Investasi Indonesia yang akan mengelola dana perusahaan negara dan swasta untuk disalurkan ke proyek-proyek infrastruktur. Perusahaan tersebut, dibentuk melalui anak perusahaan PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) dan PT Danareksa.
Adapun, pemegang saham lainnya yakni PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ASABRI), Jasa Raharja, Tabungan dan Asuransi Pensiun (Taspen), Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), dan Perum Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo).