Kemarau Panjang dan Penurunan Produksi Kerek Harga Jual Jagung
Musim kemarau panjang yang saat ini sedang terjadi di beberapa daerah mengerek harga jual jagung. Sebab, musim panas yang lebih panjang telah mengurangi kadar air dalam jagung sehingga kualitas produksi jagung yang tercapai dalam beberapa waktu terakhir semakin membaik sehingga harganya tinggi.
Ketua Umum Asosiasi Petani Jagung Indonesia (APJI) Shollahudin menyatakan kadar air hasil produksi jagung bisa mencapai 14% sampai 17%, sesuai kebutuhan industri. “Kualitasnya bagus sehingga harga naik,” kata Shollahudin di Jakarta, Jumat (3/8).
Selain karena kondisi cuaca, kenaikan harga jagung juga diakuinya karena produksi semester dua yang lebih rendah dibandingkan semester pertama. Menurutnya, semester I biasanya menyumbang 65% terhadap rata-rata produksi jagung selama tahun, sementara 35% sisanya biasanya ada di semester II. Menurut data APJI, produksi jagung nasional pada semester pertama telah mencapai 18 juta ton dari target produksi setahun sebanyak 30 juta ton.
(Baca : Charoen Pokphand Akan Hibahkan 10 Mobil Pengering Jagung ke Petani)
Pasokan yang lebih sedikit pada semester kedua juga menjadi salah satu pemicu harga jagung yang tinggi. “Selama tiga bulan terakhir harga stabil dan ideal untuk industri,” ujar Shollahudin.
Dia menyebutkan harga jagung di tingkat petani saat ini stabil di kisaran Rp 3.500 hingga Rp 3.600 per kilogram dan sekitar Rp 3.900 per kilogram di pabrik. Sementara dari segi kualitas kadar air pada semester pertama atau saat panen musim hujan bisa mencapai 35%. Sehingga harga pada Februari dan Maret hanya sekitar Rp 3.200 per kilogram.
Sementara menurut Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) 58 Tahun 2018, harga acuan jagung dengan kadar air 15% di tingkat produsen ditetapkan sebesar Rp 3.150 per kilogram. Sedangkan harga di tingkat konsumen mencapai Rp 4.000 per kilogram.
(Baca juga : Produktivitas Benih Jagung Bantuan Pemerintah Jauh dari Target)
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) Desianto Budi Utomo mengungkapkan membeli jagung dengan kadar air 15% seharga Rp 4.400 per kilogram. “Kami beli dari penyuplai karena jagung untuk pakan biasanya dari trader,” kata Desianto.
GPMT mencatat penyerapan jagung petani Januari-Mei 2018 mencapai 2,8 juta ton. Total kebutuhan jagung selama setahun mencapai 7,8 juta ton dengan target produksi pakan ternak sebesar 19,4 juta ton.