Mentan Gelar Operasi Pasar untuk Tekan Harga Telur

Ameidyo Daud Nasution
19 Juli 2018, 07:00
Harga Telur Anjlok
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Peternak mengambil telur ayam broiler di salah satu peternakan di Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Selasa (7/3). Peternak setempat mengeluhkan harga telur ayam yang kembali mengalami penurunan selama sebulan terakhir dari Rp17.000 per kilogram menjadi Rp15.000 per kilogram, sementara harga bahan pakan, seperti jagung dan konsentrat mengalami kenaikan antara tujuh persen hingga 15 persen.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan siap menggelar operasi pasar untuk menurunkan harga telur ayam di pasar untuk menstabilkan kenaikan harga telur di pasar. 

Amran mengatakan harga telur ayam di tingkat produsen mencapai Rp 18 ribu per kilogram.Sementara menurut data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis, Rabu  (18/7), harga telur ayam di provinsi DKI Jakarta masih berada di kisaran Rp 28.650 per kilogram. Sedangkan harga tertinggi berada di Provinsi Maluku Utara yakni Rp 36.550 per kilogram.

"Saya akan operasi besar, terutama di Jakarta dan beberapa kota besar," kata Amran di Istana Kepresidenan, Bogor, Rabu (18/7).

(Baca : Mendag Ultimatum Pengusaha Telur Turunkan Harga dalam Sepekan)

Selain harga telur ayam yang melambung, Amran juga menyebut harga komoditas bawang merah juga melambung  hingga menyentuh Rp 36 ribu per kilogram. Amran mensinyalir mahalnya harga sejumlah komoditas terjadi lantaran rantai pasok yang panjang sehingga perlu pembenahan.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita beberapa hari lalu mengatakan akan memeberi waktu selama tujuh hari kepada pelaku usaha dalam rantai distribusi telur ayam untuk menstabilkan harga di pasar. Sebab, Mendag menduga kenaikan harga telur di pasar terjadi karena ada peran spekulan yang ingin mengambil keuntungan dari tingginya permintaan pasca-Lebaran.

Enggar mengatakan Kementerian Perdagangan telah memeriksa rantai distribusi dalam penjualan daging ayam dan telur ayam. “Kami sepakat memberikan waktu satu minggu agar harga telur turun secara bertahap,” kata Enggar.

(Baca : Dolar Menguat, Kemendag Kaji Opsi Menaikan Harga Acuan Telur)

Ketua Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU) Krissantono pun mengakui beberapa peternak disinyalir terlambat mengantisipasi peningkatan permintaan telur selama libur panjang Lebaran.  Alasannya,  beberapa peternak juga kemungkinan ikut  menikmati periode libur panjang, sehingga kiurang memperhatikan aktivitas produksi telur. 

“Tapi di sisi lain, akibatnya harga jadi naik,” kata Krissantono beberapa waktu lalu.

Menurutnya, kenaikan harga telur kemarin merupakan salah satu anomali yang terjadi pasca-Lebaran. 

Editor: Ekarina

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...