Hambatan Tarif jadi Fokus RI pada Perundingan Perjanjian Dagang UE
Indonesia dan Uni-Eropa menggealr perundingan perjanjian dagang Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) putaran kelima di Brussels, Belgia pada 9 hingga 13 Juli 2018. dalam pertemuan tersebut, salah satu tema pembahasan yang menjadi fokus Indonesia adalah terkait permintaan penurunan tarif ekspor komoditas ke kawasan Uni-Eropa, terutama pada sektor pertanian, perikanan, dan industri.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian PerdagangaIman Pambagyo menyatakan perundingan kelima cukup ambisius karena fokus pembahasan mencakup isu baru yang belum pernah dirundingkan Indonesia dalam kesepakatan preferensi lain sebelumnya.
(Baca : Masuki Putaran ke-4, Sawit Masih Jadi Agenda Khusus Perundingan CEPA)
Menurutnya, minyak kelapa sawit tetap menjadi isu yang terus disuarakan Indonesia, terkait keprihatinannya terhadap isu kampanye hitam yang terus bergulir di Eropa. Selain itu, pihaknya menekankan kepentingan khusus Indonesia di sektor pertanian, perikanan, dan industri.
"Aksesnya Indonesia ke pasar UE saat ini masih dibatasi oleh tarif tinggi atau ketentuan standar yang sulit dipenuhi," kata Iman yang juga menjabat sebagai Ketua Delegasi Indonesia perundingan CEPA dalam keterangan resmi, Jumat (13/7).
Dengan begitu, Indonesia perlu memanfaatkan perjanjian jasa untuk menjadikan ekonomi dalam negerinya lebih berdaya saing.
Menurutnya, delegasi Indonesia juga menyampaikan penjelasan tambahan terkait posisi Indonesia yang cukup offensive pada beberapa isu runding, seperti perdagangan dan pembangunan berkelanjutan, kerja sama ekonomi, serta pengembangan kapasitas.
Oleh karena itu, kedua delegasi masih akan melakukan pendalaman pemahaman dan meminta klarifikasi sebelum memasuki perundingan substantif. Namun, perundingan mengenai akses pasar sudah dimulai melalui pertukaran daftar penawaran (list of offers) atau daftar pos tarif yang akan dirundingkan lebih lanjut.
(Baca: Uni Eropa Ingin Indonesia Impor Lebih Banyak Barang Modal)
Dia mengaku, sejumlah teks pada beberapa bab perundingan sudah disepakati. Sementara yang terkait isu sensitif dan isu baru stelah mendapat kejelasan dari pihak Uni-Eropa. “Kami mencatat banyak kemajuan dalam perundingan putaran kelima ini,’’ ujar Iman.
Dalam proses perundingan itu, delegasi Indonesia bertemu dengan Deputy Director-General of Trade, Komisi Eropa, Helena König. Kedua pihak mendorong proses perundingan CEPA , kendati kondisi ekonomi dunia tengah diliputi ketidakpastian. Dalam kesempatan tersebut,menurutnya Indonesia tetap mengutamakan hubungan yang konstruktif dan bukan destruktif.
Delegasi Indonesia yang diperkuat berbagai kementerian dan lembaga melaksanakan perundingan terkait isu-isu perdagangan barang dan jasa, investasi, kepabeanan dan fasilitasi perdagangan, sanitasi dan fitosanitasi.
Selain itu, juga dibahas hambatan teknis perdagangan, pengamanan perdagangan, peranan BUMN, subsidi, perdagangan dan pembangunan berkelanjutan, kerja sama ekonomi dan pengembangan kapasitas, serta ketentuan asal barang.
Uni-Eropa merupakan mitra dagang strategis bagi Indonesia dengan total perdagangan kedua negara pada tahun 2017 tercatat sebesar USD 29 miliar. Namun, investasi negara-negara anggota UE di Indonesia masih jauh dari potensinya. Pada 2017, investasi UE di Indonesia senilai US$ 2,9 miliar.
Perundingan Indonesia-EU CEPA diluncurkan secara resmi melalui Joint Announcement di Jakarta dan Brussels pada 18 Juli 2016, kemudian diikuti kick-off meeting pada 20-21 September 2016 di Brussels, Belgia. Perundingan tersebut dilanjutkan di putaran ke-2 pada bulan Januari 2017 di Bali, putaran ke-3 pada bulan September 2017 di Brussels, dan putaran ke-4 pada bulan Februari 2018 di Surakarta. Adapun, putaran ke-6 rencananya akan dilaksanakan sebelum akhir tahun 2018 di Indonesia.