Proyek Tol Kerap Ambruk, Pemerintah Ancam Sanksi Konsultan Pengawas
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyiapkan sanksi bagi konsultan pengawas pembangunan jalan tol yang lalai dalam melakukan tugasnya. Hal ini dikatakan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menanggapi insiden ambruknya struktur bangunan jalan tol yang kerap terjadi.
Basuki mengatakan saat ini Direktorat Jenderal Bina Marga sedang mendetailkan sanksi dan pengawasan pembangunan tol. Ada kemungkinan konsultan yang sembrono dalam pengawasan pekerjaan fisik jalan tol akan masuk dalam daftar hitam (black list) dan tidak akan digunakan lagi untuk proyek-proyek tol lain.
"Tapi belum tentu masuk (daftar hitam). Makanya Direktur Jenderal Bina Marga sedang detailkan bagaimana pengawasannya," ujar Basuki ditemui di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Rabu (3/1). (Baca: Cegah Kecelakaan Terulang, Konstruksi Proyek Tol Strategis Dievaluasi)
September tahun lalu terjadi kerusakan struktur bangunan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) saat sedang dikerjakan. Satu bulan setelahnya, girder tol Pasuruan-Probolinggo ambruk hingga memakan korban satu orang pekerja tewas. Kerusakan teranyar terjadi pada girder proyek tol Depok-Antasari (Desari) pada Selasa kemarin.
Soal pengawasan ini menjadi sorotan Basuki lantaran ambruknya struktur beton tol kerap terjadi berdekatan dengan hari libur. Kementerian PUPR masih terus mengevaluasi penyebab dan cara untuk mencegah kejadian serupa terulang pada proyek-proyek tol lain.
Selain itu Basuki juga mengatakan bahwa pihaknya akan memperbaiki Standard Operasional Procedure (SOP) pekerjaan tol. Hal ini lantaran masih akan ada banyak lagi pekerjaan struktur utamanya di tol Trans Jawa. Pada proyek tol yang menghubungkan ujung barat hingga ujung timur pulau Jawa ini akan dipasang 120 balok penyangga jalan layang (girder)
Menteri Basuki juga menjanjikan pekerjaan tol Trans Jawa masih sesuai target dan tidak terganggu oleh permasalahan teknis ini. "Desari tetap pada bulan April atau Juni akan beroperasi," ujar dia.
Beberapa waktu lalu Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna berencana mengevaluasi konstruksi proyek tol, termasuk seluruh tol proyek strategis yang saat ini dikerjakan kontraktor. Hal ini untuk mencegah kejadian di pembangunan ruas tol Pasuruan-Probolinggo terjadi.