Barter Sukhoi, Rusia Bakal Bangun Fasilitas Perawatan Pesawat
Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong menyatakan imbal dagang atau barter antara Sukhoi milik Rusia dan komoditas Indonesia, dalam tahap akhir. Dalam perjanjian tersebut, rencananya Rostec, perusahaan Rusia di bidang pengembangan dan ekspor komoditi teknologi yang berperan dalam barter, bakal membangun fasilitas perawatan pesawat senilai 35% dari total transaksi skema imbal beli.
“Sebanyak 35% dari US$ 1,14 miliar menjadi investasi yang masuk, Rusia akan bangun fasilitas perawatan Sukhoi,” kata Thomas kepada wartawan di kantor BKPM, Jakarta, Senin (30/10).
Berdasarkan undang-undang Nomor 16 Tahun 2012 tentang industri pertahanan yang menetapkan pengadaan alat peralatan pertahanan keamanan harus disertai dengan imbal dagang, maka pemerintah menetapkan kegiatan imbal beli sebesar 50% dari nilai kontrak.
(Baca: Selain Karet, Kelapa Sawit Akan Dibarter Indonesia dengan Sukhoi)
Kemudian, 35% mencakup nilai investasi karena sebesar 85% pembayaran dilakukan melalui off-site. Sisanya sebesar 15% bakal dilakukan pembayaran secara on-site.
Sehingga, pembangunan fasilitas perawatan Sukhoi mencapai US$ 399 juta dengan skema kontra-investasi. “Fasilitas yang Rusia bangun berupa pabrik suku cadang, seperti komponen-komponen untuk industri perawatan dan perbaikan,” ujar Thomas.
(Baca: Indonesia dan Rusia Sepakat Bentuk Aliansi Minyak Sawit)
Thomas mengungkapkan finalisasi imbal dagang bakal dilakukan sekitar dua pekan lagi. Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan nilai pembelian 11 unit Sukhoi sebesar US$ 1,14 miliar atau setara dengan Rp 15,2 triliun. Kesepakatan pengadaan Sukhoi SU-35 bakal meningkatkan potensi nilai ekspor ke Rusia sebesar US$ 570 juta atau sekitar Rp 7,6 triliun.
“Prosentase dalam pengadaan SU-35 ini 50% dalam bentuk imbal beli. Dengan demikian, Indonesia mendapatkan nilai ekspor sebesar US$ 570 juta," kata Enggar, beberapa waktu lalu.