Airlangga Ajak Uniqlo Jadi Mitra Ekspor Produk Tekstil Indonesia
Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto mendorong Mitsubishi Corporation berinvestasi sekaligus meningkatkan kemitraan dengan pelaku industri lokal. Mitsubishi yang telah membentuk joint venture dengan Uniqlo, perusahaan pakaian Jepang, diharapkan dapat menjadi mitra memperluas pasar ekspor bagi produk tekstil nasional.
Saat ini, Uniqlo telah memiliki lebih dari 12 gerai di Indonesia. "Indonesia sudah punya satu fasilitas produksi yang memasok ke Uniqlo sehingga bisa terintegrasi," kata Airlangga dalam keterangan resmi dari Jepang, Kamis (19/10).
Industri tekstil dan produksi tekstil merupakan sektor yang memberikan kontribusi signifikan bagi ekonomi nasional. Airlangga menyebut, devisa negara lewat ekspor tekstil mencapai US$ 11,78 miliar atau 8,2% dari total ekspor nasional.
(Baca: Pemerintah Tingkatkan Kerja Sama Industri dengan Jepang)
Investasinya juga mencapai Rp 7,54 triliun pada 2016 atau sekitar 1,16% kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Tercatat, industri tekstil mampu menyerap tenaga kerja sebesar 2,69 juta orang atau 17,3% dari total pekerja industri manufaktur di Indonesia.
Selain garmen, Airlangga juga mendorong Mitsubishi untuk investasi di sektor petrokimia. Anak perusahaan Mitsubishi, Asahi Glass juga dituntut untuk memperluas pabrik produsen soda kostik dan kaca. Penanaman modal industri petrokimia dapat mendukung ketersediaan bahan baku sektor manufaktur lain.
"Industri kaca merupakan sektor yang potensial karena sudah mampu ekspor," ujar Airlangga. Kelancaran produksi bakal membawa industri memberikan nilai tambah, penyerapan tenaga kerja, dan penerimaan devisa.
Regional CEO Asia & Oceania Mitsubishi, Eiichi Tanabe menyatakan pihaknya juga ingin berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan kelas menengah di Indonesia. Selain Uniqlo, Lawson juga telah memiliki gerai yang tersebar di Indonesia.
"Kami berminat pula memperluas bisnis di bidang infrastruktur dan otomotif, serta bisnis konsumsi seperti makanan," ujar Tanabe.
Mitsubishi Corporation selama ini memproduksi dan memasarkan berbagai macam produk industri, di antaranya logam, mesin, bahan kimia, kendaraan, alat-alat berat, pembangkit listrik dan barang konsumsi lainnya melalui jaringan pasar domestik dan luar negeri.
Perusahaan ini juga terlibat dalam beragam bisnis dengan berinvestasi di sektor keuangan serta menciptakan model usaha baru di bidang energi dan teknologi baru.Hingga Juni 2017, jumlah anak usaha Mitusbishi sebanyak 835 perusahaan dan afiliasi yang terlibat mencapai 432 perusahaan. (Baca: Pemerintah Kembangkan Industri Tekstil di Luar Jawa)