Hutama Karya Akan Terbitkan Obligasi Rp 3,5 Triliun Tahun Ini

Ameidyo Daud Nasution
7 Juli 2017, 16:30
Tol Trans Sumatera
ANTARA FOTO/Ardiansyah
Jalan Tol Trans Sumatera Seksi II Ruas Sidomulyo-Kota Baru di Desa Sabah Balau, Lampung Selatan, Lampung, Minggu (16/4).

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT. Hutama Karya (Persero) berencana menerbitkan obligasi sebesar Rp 3,5 triliun pada semester kedua tahun ini. Aksi korporasi ini bagian dari penawaran obligasi berkelanjutan sebesar Rp 6,5 triliun untuk pendanaan pembangunan proyek tol Trans Sumatera.

Perseroan telah memilih penjamin emisi atau underwriter untuk membantu penerbitan obligasi. "Kami fokus untuk (penerbitan) obligasi sebesar Rp 3,5 triliun semester II ini," kata Direktur Utama Hutama Karya I Gusti Ngurah Putra ditemui di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Jumat (7/7).

Apabila obligasi dapat diterbitkan, Ngurah yakin pembangunan tol Trans Sumatera dapat dilakukan hingga akhir tahun. Dia juga menjelaskan dalam waktu dekat ini akan segera bertemu dengan Kementerian Keuangan untuk membahas skema pembiayaan alternatif lain untuk pembangunan tol ini. "Jadi kami akan cari skema pembiayaan yang bisa digunakan," kata Ngurah.

Penerbitan obligasi Rp3,5 triliun ini merupakan sisa dari penawaran obligasi berkelanjutan dengan total nilai Rp 6,5 triliun. Sebelumnya, perseroan telah menerbitkan obligasi hampir Rp 3 triliun untuk tahap pertama dan kedua. Tahap pertama diterbitkan Rp 1 triliun pada Desember 2016. 

(Baca: Hutama Karya Bidik Rp 4 Triliun dari Sekuritisasi Aset Tol Priok)

Sementara obligasi tahap dua diterbitkan pada akhir Mei lalu senilai Rp1,968 triliun. Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, obligasi berjangka waktu 10 tahun dengan tingkat bunga tetap 8,07 persen per tahun. Obligasi berkelanjutan untuk pembiayaan jalan tol Trans Sumatera ini mendapat jaminan dari pemerintah.  

Ngurah mengatakan total kebutuhan dana pembangunan tol Trans Sumatera berjumlah Rp 54 triliun. Perseroan mendapatkan penugasan dari pemerintah untuk membangun jalan tol Trans Sumatera, termasuk mencari pendanaan, pelaksanaan konstruksi, pengoperasian dan pemeliharaan.

Jalan Tol Trans Sumatera terdiri dari 24 ruas yang akan dimulai dengan pembangunan delapan ruas terlebih dahulu yakni ruas Medan – Binjai, Palembang – Sp Indralaya, Bakauheni – Terbanggi Besar, Terbanggi Besar – Pematang Panggang, Pematang Panggang – Kayu Agung, Pekanbaru – Dumai, Kisaran – Tebing Tinggi dan Palembang – Tanjung Api-Api.

(Baca: Pakai Skema KPBU, Proyek LRT Medan Siap Dibangun 2019)

Sebelumnya pembangunan jalan tol Trans Sumatera untuk ruas Medan - Binjai masih terganjal pembebasan lahan. Pembebasan lahan lahan untuk seksi I ruas tol ini (Tanjung Mulia - Helvetia) baru mencapai 67,4 persen. Sementara untuk seksi II (Helvetia - Semayang), dan seksi III (Semayang - Binjai) sudah hampir mencapai 100 persen.

Kepala Tim Pelaksana Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) Wahyu Utomo menjelaskan hambatan di seksi I di antaranya ada tiga bidang tanah yang belum dibebaskan di desa Tanjung Mulia, Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

Ngurah menjelaskan saat ini pihaknya masih mengusahakan pembebasan lahan tersebut. "Kalau Palembang - Indralaya, tanahnya sudah selesai," kata Ngurah.

(Baca: Pembangunan Tol Medan Binjai Masih Terganjal Lahan)

Reporter: Ameidyo Daud Nasution
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...