Hutama Karya Bidik Rp 4 Triliun dari Sekuritisasi Aset Tol Priok
PT Hutama Karya (Persero) sedang mengajukan untuk menjadi operator Tol Akses Tanjung Priok kepada pemerintah. Dengan menjadi operator, BUMN konstruksi ini bisa melakukan sekuritisasi aset tol tersebut. Selanjutnya, dana segar yang di[perroleh dapat digunakan untuk membangun infrastruktur lain.
Direktur Utama Hutama Karya I Gusti Ngurah Putra mengatakan proses pengajuan Hutama Karya sebagai operator tol tersebut sudah berada di meja Presiden Joko Widodo (Jokowi). Nantinya Jokowi akan mengeluarkan payung hukum berupa Peraturan Presiden (Perpres), yang akan diterbitkan dalam waktu dekat ini.
Setelah hak pengelolaan tol ini dipegang, Hutama Karya akan melakukan sekuritisasi atas aset tersebut di pasar modal. "Target kami kira-kira bisa dapat Rp 4 triliun (dari hasil sekuritisasi)," kata Ngurah usai acara diskusi di Jakarta, Rabu (10/5). (Baca: Jasa Marga dan PLN Siap Sekuritisasi Tol Jagorawi dan PLTU Suralaya)
Dana yang didapat dari sekuritisasi aset tol Tanjung Priok ini akan digunakkan untuk membiayai pengerjaan proyek tol Trans Sumatera. Meski belum bisa dipastikan ruas mana saja yang akan dikerjakan dengan dana ini, Ngurah mengatakan pihaknya akan memprioritaskan ruas Pekanbaru hingga Dumai di Riau.
Menurut Ngurah, dana sebesar Rp 4 triliun ini bisa digunakan untuk mengerjakan sebagian proyek tol Trans Sumatera sepanjang 40 kilometer (km). Berdasarkan perhitungannya, untuk membangun 1 kilometer jalan tol, membutuhkan dana sebesar Rp 100 miliar.
Jalan tol akses Tanjung Priok ini sudah beroperasi setelah diresmikan oleh Presiden Jokowi pada pertengahan April lalu. Jalan tol yang merupakan bagian jaringan tol lingkar luar (JORR) ini akan mampu mengurangi volume lalu lintas dari arah Cawang menuju Pelabuhan Tanjung Priok.
(Baca: Mulai Beroperasi, Tol Tanjung Priok Bisa Tingkatkan Daya Saing RI)
Pembangunan jalan tol yang dimulai sejak tahun 2008 ini sempat mengalami permasalahan pengadaan lahan dan ketidaksesuaian mutu beton sebanyak 69 pilar sehingga dilakukan pembongkaran dan pergantian. Dengan kendala tersebut, penyelesaian jalan Tol Akses Tanjung Priok mengalami keterlambatan hingga lima tahun.
Selain tol Akses Tanjung Priok, Hutama Karya juga mengincar beberapa tol Trans Sumatera yang siap rampung untuk disekuritisasi. Beberapa di antaranya adalah Medan-Binjai serta Palembang-Indralaya. Ngurah mengatakan, perusahaan dalam proyek jalan tol akan banyak berperan sebagai pengembang ketimbang investor yang juga mengoperasikan jalan tol.
"Tapi kami akan melihat dulu, setelah tol Palembang-Indralaya selesai tahun ini," katanya. (Baca: Cari Dana Segar, Waskita Karya Lego 17 Ruas Tol Miliknya)