IORA Bakal Jadi APEC di Samudera Hindia
Jika negara-negara di sekeliling Samudera Pasifik memiliki APEC (Asia – Pasific Economic Cooperation), maka di Samudera Hindia ada IORA (Indian Ocean Rim Association). Pertemuan pertama para pemimpin dan pelaku usaha Negara-negara anggota IORA akan berlangsung pada 5-7 Maret 2017 di Jakarta Convention Center, Jakarta.
"IORA adalah kekuatan geopolitik dan geoekonomi yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal. Kawasan ini adalah masa depan ekonomi dunia,” kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita di kantornya, Jumat (3/3).
Enggartiasto mengungkapkan, pertemuan tersebut akan dihadiri delapan kepala negara dan Wakil kepala negara, 300 pemimpin perusahaan, dan perwakilan dari 21 negara anggota.
(Baca juga: Indonesia - Arab Saudi Kaji Kemungkinan Perdagangan Bebas)
Menurutnya, Indonesia sebagai tuan rumah pertemuan ini akan mendapat banyak keuntungan. Di antaranya dengan membuka pasar ekspor ke Negara-negara di Asia Selatan dan kawasan Afrika. Selama ini, ekspor Indonesia lebih banyak mengarah ke Negara-negara besar di sekitar Pasifik seperti Jepang, Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Nilai Ekspor Indonesia ke Negara Tujuan Utama Januari-Desember 2016
Apalagi, menurut Enggar, saat ini menjadi momentum yang tepat mengingat pertumbuhan ekonomi beberapa negara anggota IORA terbilang tinggi. "Bagi saya, IORA sangat strategis dan sejalan dengan strategi diversifikasi pasar tujuan ekspor," ujarnya.
Ia menyebut, perdagangan intra-regional IORA di 2015 mencapai US$ 777 miliar atau naik 300 persen dibandingkan tahun 1994 yang sebesar US$ 233 miliar. Hanya saja, 96 persen perdagangan intra-IORA dikuasai enam negara, yaitu Singapura, Malaysia, India, Indonesia, Australia, dan Afrika Selatan.
(Baca juga: Ekspor Nonmigas Diprediksi Tumbuh 10 Persen Tahun Ini)
Adapun beberapa negara yang sedang menjadi perhatian penting pemerintah Indonesia dalam hal perdagangan adalah Bangladesh, Kenya, Mozambik, Afrika Selatan, Uni Emirat Arab, dan Iran.
Selain itu, Samudera Hindia merupakan 70 persen jalur perdagangan dunia, termasuk jalur distribusi minyak dan gas. Bahkan lebih dari setengah kapal kontainer dan dua per tiga kapal tanker minyak dari seluruh dunia melewati kawasan ini.
IORA juga mencakup kurang lebih 2,7 miliar penduduk atau sekitar 35 persen populasi dunia. Namun, perannya baru 12 persen di pangsa pasar dunia, 10 persen Produk Domestik Bruto (PDB) global, dan 13 persen tujuan penanaman modal asing (PMA).
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong akan memanfaatkan pertemuan IORA (Indian Ocean Rim Association) Leader's Summit menjadi ajang promosi investasi produk Indonesia secara bilateral ke negara anggota. Dari 21 negara anggota, dua negara yang sudah jadi bidikannya, antara lain India dan Iran.
(Baca juga: Neraca Dagang Januari Cetak Surplus Tertinggi Sejak Januari 2014)
Tom mengungkapkan potensi investasi Indonesia di Iran yakni di produk kertas dan makanan dan minuman serta beragam kebutuhan sehari-hari lainnya. Sementara, di India ia akan mendorong kerjasama di bidang farmasi, tujuannya supaya dapat mengalihkan bahan baku obat-obatan semula dari Tiongkok.
“Itu akan mengurangi defisit perdagangan dengan Tiongkok dan mengurangi surplus perdagangan dengan India. jadi semua happy,” katanya.
Mengutip laman Kementerian Luar Negeri, IORA merupakan pelopor dan satu-satunya organisasi regional di wilayah Samudera Hindia.Organisasi ini berdiri pada 6-7 Maret 1997.
(Baca juga: Jaga Momentum Pertumbuhan, Indonesia Dorong Ekspor Sawit ke Pakistan)
Saat ini, IORA beranggotakan 21 negara antara lain Afrika Selatan, Australia, Bangladesh, Komoros, India, Indonesia, Iran, Kenya, Madagaskar, Malaysia, Mauritius, Mozambik, Oman, Persatuan Emirat Arab, Seychelles, Singapura, Somalia, Sri Lanka, Tanzania, Thailand dan Yaman.
Selain itu, IORA juga menggandeng 7 negara mitra dialog, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Jerman, Mesir, Perancis dan Tiongkok.