Raja Salman Pastikan Keterlibatan Saudi Aramco di Kilang Cilacap
Keikutsertaan Saudi Aramco dalam industri kilang merupakan salah satu kemajuan yang dicapai dalam pertemuan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud dan Prrresiden Joko Widodo (Jokowi).
"Presiden menyambut baik ditandatanganinya Refining Development Masterplan program Cilacap antara Pertamina dan Saudi Aramco senilai US$ 6 miliar (sekitar Rp 80 triliun) serta mendorong basic engineering design dan pembentukan joint venture dapat segera dilakukan," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/3).
Selain itu, Retno mengatakan Presiden Jokowi sempat menawarkan sejumlah proyek infrastruktur lain. Beberapa di antaranya adalah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) mulut tambang Jambi. Selain itu ada pula Refinery Development Master Plan (RDMP) kilang di Bontang, Dumai, serta Balongan. "Lalu infrastruktur lain seperti jalan, air minum, sanitasi, serta perumahan," kata Retno.
(Baca juga: Dua Alasan Jokowi Memandang Istimewa Arab Saudi)
Pertamina dan Arab Saudi melalui Saudi Aramco sebenarnya sudah menjalin kerja sama pembangunan kilang minyak di Cilacap, Jawa Tengah. Proyek peningkatan kapasitas dan kompleksitas (Refinery Development Master Plan/RDMP) dari 348 ribu barel per hari menjadi 400 ribu barel per hari dengan nilai US$ 5 sampai 6 miliar.
Setelah itu kedua belah pihak menandatangani Head of Agreement (HoA) pada 26 November 2015 dan berlaku selama satu tahun. Setelah ada kesepakatan itu, seharusnya 26 November 2016, sudah ada tindak lanjut dengan pembentukan perusahaan mitra (joint venture) namun hingga kini belum terwujud.
Dalam perusahaan patungan ini, Pertamina tetap memegang hak kelola mayoritas yakni sebesar 55 persen, sedangkan sisanya dimiliki Aramco.
(Baca juga: Dana Saudi Rp 13,3 Triliun dalam 11 Kesepakatan Jokowi - Raja Salman)
Retno melanjutkan, hasil pertemuan kedua kepala negara ini akan dilanjutkan dengan pembahasan di tingkat menteri kedua negara. "Jadi nantinya akan dibahas lagi dengan mengirimkan para menteri (Indonesia dan Arab Saudi)," katanya.