KPR Murah, BTN Tetapkan Dua Syarat Utama
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., akan segera meluncurkan layanan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) mikro untuk pekerja informal atau pekerja yang penghasilannya tidak tetap. Namun, untuk memperoleh KPR mikro tidak mudah, BTN menetapkan syarat yang harus dipenuhi calon debitur.
Direktur BTN Handayani mengatakan ada dua syarat utama yang harus dipenuhi nasabah yang ingin mengajukan KPR mikro ini. Pertama, para debitur harus memiliki rekening tabungan di BTN, minimal dalam tiga bulan terakhir. Syarat ini diperlukan untuk melihat arus keuangan (cash flow) debitur. (Baca: BTN Siapkan Rumah Rp 75 Jutaan Di Semarang)
Kedua, para debitur tersebut harus bisa berkomitmen menyelesaikan pembayaran pinjaman dalam jangka waktu maksimal 10 tahun. Nilai maksimal pinjamannya pun hanya sebesar Rp 75 juta. Debitur bisa mengajukannya kembali setelah pinjaman pertama selesai dilunasi.
"Untuk KPR mikro ini, kami berencana meluncurkannya pada 24 Februari 2017 mendatang di Semarang," ujar Handayani saat konferensi pers, di Kantor Pusat BTN, Jakarta, Senin (13/2).
Syarat ini menjadi pertimbangan untuk melihat seberapa layak debitur tersebut mendapatkan pinjaman mikro ini. Ini untuk meminimalisasi risiko sehingga bisa menekan angka kredit bermasalah (non performing loan/NPL) dari nasabah KPR mikro. (Baca: Pesimistis, BTN Targetkan Pertumbuhan Laba 2017 Hanya 20 Persen)
BTN juga telah menyusun berbagai strategi untuk menekan NPL kredit tersebut. Pertama, BTN akan bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), untuk mengidentifikasi UKM-UKM yang telah mendapatkan pelatihan dan terdaftar oleh pemerintah.
Handayani mengatakan BTN juga akan bekerja sama dengan asosiasi dengan mengadopsi pola Layanan Keuangan Tanpa Kantor untuk Keuangan Inklusif (Laku Pandai). Laku Pandai merupakan program keuangan inklusif yang memungkinkan masyarakat membuka rekening tabungan, menabung, dan menarik dana melalui perantara agen bank.
"Nanti ketua paguyuban (asosiasi) tersebut jadi agen Laku Pandai kita. (KPR mikro) ini juga untuk meningkatkan inklusi finansial," ujar Handayani. (Baca: BTN Beri Kemudahan KPR untuk 6 BUMN dan Peserta BPJS)
Direktur Utama BTN Maryono mengatakan produk KPR ini akan dimulai di Semarang, dengan menggandeng Perum Perumnas. Dalam program ini BTN tak hanya akan mengurusi pembiayaan, melainkan turut juga dalam pengerjaan proyek dan penyaluran produk.
Hanya saja, Maryono belum bisa memastikan berapa unit rumah yang akan dibangun di Semarang ini, begitu pula dengan rincian luas tanah dan bangunannya. "Yang jelas, unitnya banyak. Karena satu unit itu perkiraannya Rp 50-75 juta. Mulai Februari ini (berjalan)," ujar Maryono.
Maryono menjelaskan program KPR ini tidak bisa diberikan secara individu, melainkan harus mengajukannya melalui komunitas-komunitas. Dia mencontohkan, komunitas pedagang, nelayan, petani, dan sebagainya, yang menjadi sasaran utama program tersebut. (Baca: BTN: Tahun Ini Bunga KPR Mungkin Turun)
Produk KPR Mikro juga tidak hanya ditujukan untuk membiayai pembelian rumah baru. Bisa juga digunakan untuk merenovasi rumah, membeli rumah bekas atau membangun rumah diatas tanah yang telah dimilikinya. Uang muka atau Down Payment (DP) ditetapkan sekitar 10 persen dari harga rumah, bahkan bisa lebih rendah lagi. Besaran bunganya sangat rendah, antara 6-7 persen.
BTN menargetkan penyaluran KPR Mikro ini dapat diminati masyarakat. Sehingga, target penyaluran program kredit sebesar Rp 200-300 miliar bisa tercapai. KPR ini juga diharapkan dapat membantu pertumbuhan industri properti, terutama untuk memenuhi kekurangan penyediaan rumah (backlog) di masyarakat Indonesia yang mencapai 13 juta unit.