Baru Beroperasi, Terminal 3 Menuai Keluhan dan Masalah
Pengoperasian Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, mulai menuai masalah dan keluhan dari para penumpang. Padahal, terminal bandara yang digadang-gadang paling megah dan sekelas dengan terminal di Bandara Changi, Singapura, ini baru diresmikan pengoperasiannya oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Selasa pagi (9/8) kemarin.
Sekitar 12 jam setelah beroperasi, terjadi gangguan listrik di Terminal 3 tersebut pada Selasa petang. Hal ini berujung pada penundaan atau delay jadwal penerbangan hingga sekitar pukul 9 malam. Akibatnya puluhan penerbangan Garuda Indonesia, satu-satunya maskapai yang baru beroperasi di terminal itu, mengalami penundaan.
Meski terjadi gangguan listrik, AirNav Indonesia mengklaim pelayanan pemanduan lalu lintas udara untuk pergerakan dari dan menuju Terminal 3 berjalan lancar. Tapi, Direktur Operasional Airnav Indonesia Wisnu Darjono menyatakan ada delay penerbangan Garuda Indonesia untuk tujuan Manado.
“Tapi saya tidak tahu ada masalah apa di Terminal 3,” ujarnya kepada Katadata, Selasa (9/8) malam. Saat ini, AirNav Indonesia sedang menyusun catatan keterlambatan penerbangan yang tejadi di terminal tersebut. (Baca: Pemerintah Verifikasi Ulang Terminal 3 Soekarno Hatta Setelah Lebaran)
Hingga kini, belum ada penjelasan resmi dari PT Angkasa Pura II sebagai pengelola Bandara Soekarno Hatta maupun dari Kementerian Perhubungan mengenai kejadian tersebut. Yang jelas, hal itu sudah menuai keluhan dari penumpang yang kemudian disuarakannya melalui media sosial.
Misalnya, pemilik akun Twitter @Edgar1107 melontarkan keluhannya. “Listrik Terminal 3 Ultimate mati, system down, gk bs reservasi, antrian panjang! @BudiKaryaS @kemenhub151 @Jokowi,” cuitnya, Selasa malam.
Pada cuitan berikutnya, dia menyatakan Budi Karya dan Kementerian Perhubungan terlalu memaksakan pengoperasian Terminal 3, meski dinilai belum layak. (Baca: Terminal 3 Soekarno Hatta Beroperasi Mulai 9 Agustus)
Fasilitas di Terminal 3 juga menuai kritik. Seorang penumpang menunjukkan foto boarding pass penerbangannya dari Terminal 3 menuju Bandara Hasanuddin, Makassar. Banyak keterangan tertera di situ, kecuali informasi mengenai gate. Alhasil, ia harus mencari sendiri pintu masuk untuk penerbangannya.
“Gate 15, paling ujung,” ujarnya, Rabu (10/8). Ia pun mengatakan bahwa penumpang yang tergesa-gesa bisa tertinggal pesawat karena persoalan tersebut.
Kelayakan pengoperasian Terminal 3 memang sempat mengundang polemik lantaran Budi Karya, yang ketika itu masih menjadi Direktur Utama PT Angkasa Pura II, ingin mengoperasikan terminal tersebut untuk masa angkutan Lebaran pada akhir Juni lalu. Namun, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan kala itu, menganggap Terminal 3 belum siap digunakan.
Pada pertengahan Juni lalu, Jonan melakukan inspeksi terhadap Terminal 3. Hasilnya, pemerintah belum bisa memberikan izin operasional bagi terminal yang sebelumnya ditargetkan mulai melayani penumpang pada 20 Juni 2016.
“Alasannya, karena masih ada kekurangan yang ditemukan di terminal tersebut, terutama dari segi keselamatan penerbangan,” kata Jonan. Ia menyebut ada dua hal yang masih belum siap.
Pertama dari sisi udara, dengan apron yang belum steril. Ia meminta adanya pemeriksaan agar tidak ada benda asing yang membahayakan saat pesawat lepas landas maupun mendarat.
Kedua, masalah menara ATC. Menurut Jonan, seharusnya para pengawas dapat melihat semua pergerakan di airside dari tower. Bukan hanya pergerakan pesawat, tapi juga orang dan lainnya. Namun, saat itu pandangan dari menara masih terhalang bangunan terminal.
Jika memang tidak siap, Jonan meminta pengoperasian Terminal 3 dilakukan setelah Lebaran. “Saya tidak merisikokan keselamatan penerbangan,” ujarnya. (Baca: Penerbangan Domestik Garuda Segera Pindah ke Terminal 3 Ultimate)
Sepekan berselang, Angkasa Pura II mengklaim telah melakukan perbaikan, termasuk untuk fasilitas listrik. Jadi, Terminal 3 sudah siap beroperasi dan tinggal menunggu klarifikasi serta izin dari Kementerian Perhubungan.
Kementerian Perhubungan pun memverifikasi ulang Terminal 3 pada pertengahan Juli. Ada dua tahap, yaitu verifikasi administratif dan verifikasi lapangan. Verifikasi administratif dilakukan mulai 11 Juli lalu. Sementara itu, verifikasi lapangan berlangsung sepekan kemudian.
Nasib pengoperasian Terminal 3 menjadi jelas setelah Presiden Joko Widodo melakukan perombakan (reshuffle) kabinet, dengan mencopot Jonan dan digantikan oleh Budi Karya pada 27 Juli lalu. Dua hari kemudian, Budi Karya menyebut Terminal 3 sudah rampung dan siap beroperasi pada 9 Agustus ini. Sebab, dua syarat pembenahan sudah dilakukan, yaitu pembenahan sistem kelistrikan dan penyediaan air traffic controller (ATC) mobile.