Tiga Langkah Sri Mulyani Dorong UMKM
Menteri Keuangan Sri Mulyani menekankan pentingnya negara mengembangkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Sebab, UMKM merupakan industri yag menyerap banyak tenaga kerja.
Selain itu, UMKM juga paling tahan terhadap gejolak ekonomi global. Karenanya, Sri Mulyani mengapresiasi digelarnya World Islamic Economic Forum (WEIF) ke-12 yang mengusung tema ‘Desentralisasi Pertumbuhan, Memberdayakan Bisnis Masa Depan’.
Forum yang sedang berlangsung di Jakarta ini mengalokasikan pembahasan khusus untuk mendorong sektor tersebut. Untuk merealisasikan pengembangan UMKM setelah forum ini, kata Sri, diperlukan tiga langkah. (Baca: UKM Diharapkan Bisa Mudah Deklarasi Aset secara Online)
Pertama, menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah dan sektor usaha. Desentralisasi pertumbuhan semestinya memberi kesempatan bagi UMKM untuk berkembang dan mendorong perekonomian. Karenanya, kegiatan seperti Marketplace of Creative Ats (Moca) Festival yang memberi kesempatan bagi wirausaha muda memperkenalkan produk dan gagasan perlu diapresiasi.
Kedua, pemerintah dan swasta mesti mendukung inovasi teknologi. Karena itu, mantan Managing Director dan Chief Operting Officer Bank Dunia ini juga mengapresiasi kegiatan IdeaPad dalam forum tersebut yang mewadahi pembuatan dan gagasan atas teknologi.
“Itu bisa memfasilitasi gagasan baru agar bisa jadi konsep layak ekonomi, start up bisa bertemu investor,” kata Sri Mulyani saat pembukaan WIEF di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa, 2 Agustus 2016.
Ketiga, mentransfer hasil pembahasan di forum menjadi tindakan nyata. Menurut dia, perlu ada kebijakan strategis dan diskusi yang berdampak langsung bagi dunia usaha, khususnya UMKM. (Baca: Pengembangan Startup Hadapi Persoalan Regulasi).
Dalam forum ini, dialokasikan pula kegiatan atau lokakarya masterclass sebagai wadah bertemunya pebisnis untuk bernegosiasi dan bertukar pengalaman. “Mereka bisa diberdayakan, jadi bisa berkontribusi pada ekonomi nyata,” ujarnya.
Sementara itu, Chairman WEIF Tun Musa Hitam menambahkan, Indonesia memiliki sekitar 60 juta UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi. Hal itu bisa terlihat dari kontribusinya terhadap penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi.
Melalui forum ini, Tun Musa berharap pengembangan sektor usaha tersebar di seluruh di wilayah melalui UMKM, sehingga tidak hanya bertumpu di perkotaan. Sebab, migrasi pada akhirnya berdampak buruk pada timbulnya permasalahan di bidang infrastruktur sosial. Bahkan, kondisi tersebut juga membuat perekonomian di pedesaan menurun sehingga timbul ketimpangan.
“Karenanya, kami mengambil tema ‘memberdayakan bisnis masa depan’ yang arti sederhananya mengakui semua sektor baik milik pemerintah ataupun swasta, kecil ataupun besar,” kata Tun. (Baca: Tekan Pengangguran, UMKM Dapat Keringanan Pajak).
Beberapa isu pokok yang akan dibahas pada WIEF ke-12 ini adalah penerbitan sukuk untuk pembiayaan infrastruktur, pengintegrasian produk halal dan keuangan syariah, dan pengembangan industri makanan halal secara global.
Ada pula pengembangan industri fesyen islami secara global, peningkatan akses pendanaan bagi UMKM, pengintegrasian UMKM ke dunia digital economy, serta pengembangan crowd funding platform. Selain itu percepatan inovasi dengan menghubungkan startup dengan perusahaan besar dan penanaman budaya desain pemikiran untuk bisnis.