Pasokan Ayam Hidup Berkurang, Harga di Tingkat Peternak Berangsur Naik
Harga ayam hidup atau live bird di tingkat peternak berangsur-angsur membaik seiring dengan berkurangnya jumlah pasokan di pasaran. Hal ini telah terjadi dalam dua hari terakhir.
Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam (Gopan) Suegeng Wahyudi menyebutkan saat ini harga ayam hidup sebesar Rp 17.000 dengan biaya produksi sebesar Rp 16.000. Dia pun berharap kondisi ini akan terus membaik dalam beberapa waktu ke depan.
"Ini dalam keadaan wajar tapi baru beberapa hari ini kurang lebih dua hari dalam batas yang wajar atau normal. Kami berharap ini akan terjadi dalam waktu yang panjang," kata Sugeng kepada Katadata.co.id, Rabu (6/5).
Adapun harga ayam di tingkat konsumen secara nasional berdasarkan situs Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN) per 6 Mei 2020 Rp 29.050 per kilogram (kg).
(Baca: Peternak Ayam Sebut Serapan Pemerintah Tak Efektif Dongkrak Harga)
Menurut dia, berkurangnya pasokan ayam hidup di pasaran terjadi lantaran faktor alami dan bukan karena adanya intervensi dari pemerintah yang berencana menyerap ayam. Minimnya peternak yang bekerja saat harga anjlok membuat jumlah pasokan berkurang yang berdampak pada kembali normalnya harga.
Namun, Sugeng prihatin dengan adanya pandemi virus corona menyebabkan daya beli masyarakat turun. Padahal dalam Idul Fitri segera tiba yang seharusnya menjadi momen bagi para peternak untuk meraup keuntungan.
"Saya kira daya beli masyarakat masih dalam pengaruh Covid-19 dan saya tidak melihat ini (peningkatan harga) efek dari peningkatan daya beli daya beli, karena sekarang tetap masih ada pembatasan sosial berkala besar (PSBB)," kata dia.
Sebelumnya, Sugeng pernah menyebut rencana pemerintah menyerap ayam milik peternak dirasa tidak efektif dalam mendongkrak harga di pasaran. Bahkan, tingginya jumlah pasokan menyebabkan harga ayam hidup menyentuh level terendah di harga Rp 7.000 - 8.000. Sedangkan biaya produksinya antara Rp 16.000 hingga Rp 17.500.
(Baca: Peternak Mandiri Apresiasi Kebijakan Pemerintah Beli Ayam Hidup)
Kondisinya semakin buruk ketika rupiah terus melemah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS). Sehingga harga pakan yang mayoritas harus diimpor mengalami kenaikan.
Alhasil, penjualan menurun hingga 40% dari keadaan normal. Hal ini menyebabkan banyak peternak mandiri di pulau Jawa memilih untuk menutup usahanya dibandingkan harus menanggung kerugian.