PLN Terancam Rugi Besar, Pemerintah Kaji Lagi Subsidi Listrik Industri
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan penurunan tarif listrik untuk industri yang terdampak pandemi corona masih menunggu hasil kajian dengan beberapa kementerian terkait. Pasalnya, potensi hilangnya pendapatan PLN dari stimulus tersebut sangat besar.
Direktur Bina Usaha Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Hendra Iswahyudi mengatakan, pendapatan PLN dari sektor bisnis industri manufaktur dan perhotelan bisa mencapai Rp 9,1 triliun per bulan. Kendati demikian, upaya pemberian stimulus menjadi fokus pemerintah untuk membangkitkan perekonomian yang terpukul pandemi.
"Industri termasuk pertokoan, hotel, dan mal ini yang jadi fokus kami saat ini, di mana dari bisnis dan industri ini kalau ditotal ada 682.691 pelanggan. Dalam sebulan pendapatan PLN dari golongan tersebut Rp 9,1 triliun. Ini angka yang tidak sedikit jadi perlu didiskusikan untuk golongan industri ini," kata dia dalam diskusi daring di Jakarta, Senin (15/6).
Menurut dia, sektor industri tersebut menyumbangkan 65% pendapatan PLN, sedangkan bisnis di sektor lainnya terdapat 55.553 pelanggan dengan kontribusi pendapatan Rp 6 triliun atau setara 35% setiap bulannya. Sementara itu, untuk subsidi tarif listrik bagi rumah tangga dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sudah terealisasikan.
(Baca: Pemerintah Akan Beri Keringanan Tagihan Listrik Bagi Industri)