Pengusaha Cemas Ekspor dan Industri RI Terganggu Efek Resesi Korsel

Image title
25 Juli 2020, 06:30
Pengusaha Cemas Ekspor & Industri RI Terganggu Imbas Resesi Korsel.
ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/hp.
Suasana bongkar muat peti kemas saat matahari akan tenggelam di Pelabuhan Pantoloan, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (5/5/2020). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angkutan barang lewat laut mengalami kenaikan ditengah berbagai kebijakan yang diambil untuk mengantisipasi pandemi COVID-19.

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengkhawatirkan resesi Korea Selatan akan berdampak terhadap menurunnya kinerja ekspor dan industri manufaktur dalam negeri. Sebab, negara ini merupakan salah satu tujuan ekspor dan investor utama di Asia. 

Tak hanya itu, Negeri Ginseng juga kerap diandalkan sebagai pemasok bahan baku industri manufaktur dalam negeri. 

"Bila resesi memburuk di Korea, industri nasional bisa terkena pukulan signifikan, khususnya untuk proyek investasi padat modal, seperti investasi besi baja yang pasar globalnya juga ikut turun," kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional, Shinta Kamdani kepada Katadata.co.id, Jumat (24/7).

Terlebih, dengan belum selesainya perjanjian Indonesia-Korea Comprehensif Economic Partnership Agreement (IK-CEPA), sehingga jaminan keterbukaan pasar untuk Indonesia belum sepenuhnya efektif.

Adapun kinerja ekspor Indonesia ke Korea saat ini baru mengandalkan perjanjian dagang Asean-Korea Free Trade Agreement (AK-FTA).

"Tapi kita tahu, AK_FTA saha tidak cukup untuk mendorong ekspor nasional karena faktanya kinerja ekspor kita ke Korea relatif stagnan dan cenderung turun," ujarnya. 

Meski begitu, Shinta berharap resesi ekonomi Korea Selatan tak akan berlangsung lama dan segera pulih pada kuartal III 2020. Sebab, pemerintah Korea telah gencar memberikan stimulus  untuk meredam resesi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2018, Korsel merupakan negara tujuan ekspor dan sumber impor terbesar ke-6 Indonesia. Total nilai perdagangan kedua negara mencapai US$ 18,62 miliar atau setara Rp 272 triliun. 

Dari jumlah tersebut, ekspor Indonesia tercatat sebesar US$ 9,54 miliar atau setara Rp 139 triliun dan impor Indonesia sebesar US$ 9,08 miliar atau setara Rp 133 triliun. Dengan demikian, Indonesia mencatatkan surplus perdagangan terhadap Korsel sebesar US$ 460 juta atau setara Rp 6,7 triliun.

Komoditas ekspor andalan Indonesia yaitu batu bara, bijih tembaga, karet alam, kayu lapis, dan timah. Adapun komoditas impor utama Indonesia yaitu karet sintetis, produk baja lembaran, produk elektronik, dan kain tenun filamen sintetis.

Sebagai informasi, Produk Domestik Bruto (PDB) Korea Selatan tercatat negatif hingga 3,3% secara kuartalan pada kuartal II-2020. Sepanjang Januari-Maret 2020, PDB negara ini juga terkontraksi 1,3% dibandingkan kuartal sebelumnya.

Karena itu, Korea Selatan bisa disebut mengalami resesi ekonomi lantaran mencatat pertumbuhan negatif selama dua kuartal berturut-turut dalam setahun. 

Adapun detil pertumbuhan ekonomi Korea Selatan bisa dilihat dalam databoks berikut:

Reporter: Tri Kurnia Yunianto
Editor: Ekarina

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...