Pengusaha Bidik Ekspor Makanan ke Pasar Retail Kolombia & Suriname
Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) menargetkan produk makanan beku dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bisa diekspor menembus pasar retail modern Kolombia, Suriname & Karibia. Hal ini dilakukan untuk menggeliatkan kembali sektor UMKM usai terpukul pandemi corona.
Ketua Umun Aprindo Roy Nicholas Mandey mengatakan, di tengah merebaknya pandemi di seluruh dunia, penjualan makanan beku justru meningkat di berbagai negara. Hal ini juga diikuti penjualan bumbu dapur dan alat kesehatan.
"Kami ingin ada pergeseran dan membangun produk lokal yang bisa dijual ke retail modern dapat diekspor," kata Roy dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis (30/7).
Roy mengatakan, total di Indonesia saat ini ada sekitar 50.000 unit gerai retail modern, yang mana 35% dari produk yang dijual di retail modern saat ini merupakan produk UMKM. Alhasil, dia menilai potensi produk sektor usaha kecil sangat besar.
Oleh karenanya, Aprindno juga akan mulai menginvetarisir produk UMKM apa saja yang berpotensi di bawa kesana. Dia pun meminta dukungan kedutaan besar Indonesia di negara terkait serta Kementerian Perdagangan untuk membuka akses pasar.
Lebih lanjut, diperlukan juga peta jalan atau roadmap untuk meningkatkan ekspor ke wilayah dan market intelligence untuk mengetahui barang apa saja yang dibutuhkan oleh oleh pasar di sana.
Sebagai langkah awal, ekspor bisa dimulai dalam jumla kecil untuk membuka akses pasar. "Misalkan satu atau dua kontainer untuk dapat kami siapkan dan tentunya bagaimana penerimaan di sana termasuk penjajakan market dan logistiknya," kata dia.
Bila upaya ini berhasil, dia berharap neraca perdagangan Indonesia bisa meningkat. "Kita tahu saudara-saudara UMKM sangat terdampak pandemi dan dibantu pemerintah dengan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)," kata Roy.
Hal senada juga diungkapkan Duta Besar Indonesia di Suriname, Julang Pujianto. Julang mengatakan, produk makanan olahan dan bumbu asal Indonesia banyak diminati di Suriname.
Rempah asli Indonesia pun terus mencatat kenaikan ekspor setiap tahunnya. Oleh karena itu, dia pun menyambut baik rencana peretail yang akan membawa produk UMKM ke pasar tersebut.
Seperti diketahui, pandemi Covid-19 memukul perekonomian Indonesia, termasuk UMKM. Salah satu dampaknya terdapat dari penurunan penjualan yang hampir dirasakan oleh seluruh UMKM.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Asosiasi Business Development Services Indonesia (ABDSI) terhadap 6.405 responden, sebanyak 36,7%, responden mengakui tidak ada penjualan. Selanjutnya, sebanyak 26% responden mengakui terdapat penurunan lebih dari 60%.
Di sisi lain, hanya 3,6% yang mengalami kenaikan penjualan. Detail hasil survei tersebut bisa dilihat dalam databoks berikut: