Bisnis Retail Terpukul Corona, Debenhams PHK 2.500 Karyawan
Perusahaan retail department store asal Inggris, Debenhams, berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 2.500 orang karyawannya. Langkah ini terpaksa ditempuh sebagai strategi bertahan perusahaan di tengah hantaman pandemi corona.
Dengan pemangkasan ini, artinya Debenhams telah mengurangi sepertiga dari jumlah karyawannya.
PHK karyawan dilakukan terutama di beberapa gerai di Inggris dan pusat distribusi. Namun, berdasarkan informasi tidak ada gerai baru yang akan ditutup dalam waktu dekat.
Serikat pekerja gerai, Usdaw bereaksi keras terhadap berita tersebut. Mereka mengatakan PHK harus diikuti dengan prosedur hukum.
Secara hukum, PHK massal harus tunduk pada periode konsultasi. Usdaw mengatakan pihaknya sedang mempersiapkan gugatan hukum atas nama-nama anggota yang terdampak.
"Kami telah dihubungi para karyawan yang mengatakan bahwa mereka diberitahukan melalui video call, tanpa konsultasi atau periode pemberitahuan yang tepat seperti yang dipersyaratkan oleh hukum," kata pengurus nasional serikat pekerja Dave Gill, dikutip dari BBC, Rabu (12/8).
Lebih lanjut, dia menyatakan itu adalah cara yang buruk dalam memperlakukan karyawan.
Pada April lalu, Debenhams kembalimasuk administrasi untuk kedua kalinya dalam setahun ini karena virus corona telah menekan bisnis mereka. Perusahaan mengatakan iklim bisnis retail di Negeri Ratu Elizabeth saat ini masih jauh dari normal, terutama setelah periode penguncian wilayah atau lockdown.
Pada awal tahun, Debenham disebut telah menutup 20 gerai secara permanen karena dampak pandemi.
"Keputusan sulit seperti itu sedang diambil oleh banyak peretail saat ini dan kami akan terus mengambil langkah yang diperlukan untuk memberikan Debenhams setiap kesempatan untuk masa depan yang baik," ujar manajemen dalam keterangannya.
Perusahaan harus memastikan apakah biaya operasional toko sesuai dengan ekspektasi dan realita di lapangan.
"Kami telah membuka kembali 124 toko setelah penguncian, dan saat ini penjualan melebihi ekspektasi manajemen," kata manajemen Debenhams menambahkan.
Debenhams kembali masuk dalam administrasi Inggris pada paruh kedua tahun ini, karena kreditur masih akan melihat bagaimana kinerjanya setelah lockdown dan periode perdagangan yang penting, seperti Natal.
Seperti banyak pesaingnya, bisnis retail Debehams sudah mulai lesu jauh sebelum pandemi corona membuat department store-nya berhenti beroperasi.
Berita PHK terbaru ini pun datang setelah Konsorsium Retail Inggris mengatakan jumlah kunjungan salah satu pusat belanja turun secara signifikan karena orang-orang lebih memilih berbelanja online.
Brand high street lainnya juga telah mengumumkan PHK di tengah upaya mereka bertahan dari kebangkrutan.
Pekan lalu, WH Smith mengumumkan rencana pengurangan 1.500 pekerja atau 11% dari karyawannya setelah lockdown menyebabkan penjualan perusahaan ini anjlok.
DW Sports, John Lewis, Marks and Spencer, Boots dan Selfridges adalah beberapa brand high street lainnya yang mengumumkan pengurangan. Dua minggu memasuki bulan Agustus dan setidaknya 10.000 pekerjaan hilang karena skema cuti mulai berakhir.