Dorong Pengusaha Wanita Ekspor, Kemendag Gandeng Badan Dagang Kanada
Kementerian Perdagangan (Kemendag) melanjutkan kerja sama pembinaan dan promosi ekspor dengan Trade Facilitation Office (TFO) Kanada. Langkah kerja sama ini dilakukan untuk mendukung pengembangan kapasitas ekspor pelaku usaha Indonesia, khususnya pelaku usaha perempuan.
"Pelaku usaha harus dapat memaksimalkan kerja sama dengan negara mitra untuk mendorong kinerja ekspor Indonesia, khususnya pada masa pandemi virus corona atau Covid-19,” kata Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dalam siaran pers, Rabu (19/8).
Menurutnya kerja sama dengan TFO Kanada perlu dilanjutkan, agar manfaat dirasakan lebih besar oleh pelaku usaha Indonesia. Nantinya, para pelaku usaha perempuan juga dapat melakukan ekspor ke pasar Kanada dan menjangkau pasar ekspor lainnya.
Adapun, kesepakatan kerja sama tersebut ditandatangani secara virtual oleh Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag Kasan dan Direktur Eksekutif TFO Kanada Steven Tipman pada Selasa (18/8).
Agus menilai kerja sama dengan TFO Kanada memberikan dampak yang signifikan kepada Indonesia, serta menandai era baru karena pembinaan, promosi dan penjajakan kesepakatan dagang (business matching) akan dilakukan secara virtual.
TFO Kanada merupakan organisasi non-profit yang membantu negara berkembang melalui penyediaan informasi, konsultasi dan kontak kepada para calon eksportir untuk memasuki pasar Kanada.
Sebelumnya, kerja sama Ditjen PEN dengan TFO Kanada telah terjalin pada 2015-2018 dan memberi manfaat pada pengusaha. Manfaat tersebut antara lain keikutsertaaan pelaku usaha Indonesia dalam workshop Exporting to Canada, SIAL Food 2015 di Toronto, market familiarization program dan kegiatan peningkatan kapasitas.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kasan menyampaikan pihaknya dan TFO Kanada sepakat mendukung promosi ekspor Indonesia. Kegiatan ini mencakup perdagangan produk dan jasa, dengan fokus pada pelaku usaha wanita Indonesia.
Kemudian kerja sama juga meliputi kegiatan pengembangan pasar dan promosi produk, baik barang maupun jasa dengan memanfaatkan metode promosi inovatif, seperti pameran virtual. Selain itu, juga mencakup informasi di bidang pengembangan ekspor dan peluang terkait perdagangan lainnya.
“Kemendag akan terus meningkatkan hubungan kemitraan dengan para mitra kerja sama," kata Kasan.
Ia menambahkan sektor jasa Indonesia terutama teknologi infomasi di bidang animasi, pemrograman, desain grafis dan game, serta intelegensi buatan perlu dikembangkan. Tidak hanya itu, sektor tersebut juga perlu didukung agar lebih ekspansif menjangkau pasar di luar negeri.
Selain itu, produk makanan olahan Indonesia perlu mendapat dukungan juga karena merupakan salah satu industri penopang di dalam negeri dan andalan ekspor Indonesia.
Direktur Eksekutif TFO Kanada Steven Tipman mengatakan pihaknya berupaya memberikan dukungan pada pelaku usaha, serta menciptakan lapangan kerja yang kondusif bagi perempuan.
“Diharapkan akan semakin banyak kerja sama dalam hal promosi dagang dan UKM, terutama bagi usaha yang dijalankan dan dimiliki pelaku usaha perempuan," ujar dia.
Ia menambahkan penandatangan MoU di tengah kondisi sulit menunjukan komitmen besar kedua pihak untuk menyukseskan UKM Indonesia di pasar global.
Hingga Juni 2020, total perdagangan Indonesia dengan Kanada tercatat sebesar US$ 1,22 miliar. Pada periode tersebut, ekspor Indonesia ke Kanada tercatat sebesar US$ 374,75 juta dan impor Indonesia dari Kanada sebesar US$ 840,37 juta.
Pada 2019, total perdagagan kedua negara mencapai US$ 2,97 miliar, dengan ekspor Indonesia tercatat sebesar US$ 858,21 juta dan impor dari Kanada sebesar US$ 1,84 miliar.
Komoditas ekspor utama Indonesia ke Kanada di antaranya karet, alas kaki, produk karet, kopi, dan kertas. Sementara komoditas impor dari Kanada di antaranya sereal, pupuk, bubur kertas, kedelai dan suku cadang pesawat terbang.