Telkom Kian Gencar Investasi Bisnis Digital, untuk Apa?
JAKARTA - PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) kian gencar melakukan berbagai investasi terhadap bisnis digital, khususnya perusahaan rintisan (startup) di dalam maupun di luar negeri. Hal ini sejalan dengan fokus Telkom pada tiga domain bisnis yakni digital connectivity, digital platform, dan digital services.
Perhatian Telkom terhadap ekosistem digital khususnya startup tak lepas dari upaya Telkom untuk bertransformasi menjadi perusahaan digital. Menurut Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah, Telkom menjalin kemitraan dengan digital champion seperti startup decacorn untuk memperoleh synergy value yang berdampak terhadap pengembangan bisnis perusahaan.
"Telkom secara aktif menerapkan strategi menjalin kemitraan dengan tech giant ataupun global players yang memimpin di masing-masing industri, sehingga mampu mengakselerasi pengembangan bisnis platform TelkomGroup," kata Ririek.
Selain menjalin kemitraan, Telkom juga getol menyuntikkan dana kepada para perusahaan rintisan. Penyuntikkan dana kepada para startup ini dilakukan melalui perusahaan modal ventura yang berada di bawah naungan Telkom, yakni PT Metra Digital Investama (MDI Ventures).
Menurut Vice President of Investments MDI Ventures, Aldi Adrian Hartanto, ada sebanyak lebih dari 50 startup di 12 negara yang mendapat suntikan dana. Sebanyak 70 persen dari 50 startup tersebut berasal dari Indonesia. Selain itu ada pula startup dari Singapura, hingga Amerika Serikat.
Sebagaimana dikutip dari Kontan, jumlah dana yang dikelola mencapai angka US$840 juta atau setara Rp12,2 triliun.
Dalam pendanaan ini, ada empat active funds yang terlibat yakni MDI Ventures, Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), Centauri Fund, dan Arise Fund. Centauri Fund merupakan kongsi MDI Ventures dengan KB Financial Group asal Korea Selatan. Sementara Arise Fund kerja sama MDI Ventures dengan Finch Capital.
Pada 2021, MDI Ventures juga akan lebih agresif dalam menggelontorkan dana untuk startup. MDI Ventures berencana menggelontorkan lebih dari 150 juta dollar AS dari total dana kelolaan.
"Total kami menyiapkan dana lebih dari 150 juta dollar AS untuk digelontorkan tahun ini, gabungan antara pendanaan baru dan lanjutan," kata Aldi.
Pada 2020 lalu, MDI Ventures fokus pada empat segmen utama yaitu Agriculture, Healtcare, Logistic, dan FinTech. Kemudian ada pula dua segmen pendukung yakni enterprise technology dan consumer internet.
"Kami masih sangat optimistis dengan prospek market digital Indonesia ke depan mengingat akselerasi adopsi digital masih akan berlanjut bahkan setelah pandemi,” kata Aldi dikutip dari Kontan.co.id,”Akan tetapi memang tidak semua sektor akan terdampak positif. Untuk itu kami masih fokus terhadap 4 sektor tersebut."
Potensi keuntungan
Menggelontorkan dana investasi kepada perusahaan rintisan merupakan sebuah tantangan. Namun, dengan menyuntikkan dana kepada startup, ada dua manfaat yang bisa diperoleh perusahaan.
Menurut Direktur Digital Business Telkom Fajrin Rasyid manfaat pertama kenaikan nilai capital gain.
"Pertama, riil yang sudah dirasakan oleh Telkom atas investasi adalah kami sudah exit beberapa perusahaan dari portfolio,” ungkap Fajrin pada 2020 lalu,” Kami meperoleh value capital gain cukup besar dari situ. Itu jelas sudah kelihatan."
Manfaat kedua, perusahaan rintisan yang diinvestasikan oleh Telkom mampu mengembangkan standar operasional prosedur (SOP) sesuai standar perusahaan.
"Bahkan, proses krisis yang dijalankan juga sudah sesuai standar Telkom," kata Fajrin, dikutip dari Bisnis.com.
Ketika Telkom berencana mengembangkan bisnis digital, analis MNC Sekuritas Victoria Venny pada 2020 lalu juga mengatakan bahwa langkah yang diambil Telkom sangat tepat.
Menurut dia, dengan masuknya Telkom ke bisnis digital, akan menciptakan sinergi dengan bisnis inti perusahaan yang selama ini sudah berjalan dengan baik. Lewat investasi ini, perusahaan juga dapat bisa melakukan akusisi customer base.