Jokowi Dorong Kerja Sama Infrastruktur ASEAN-Jepang Terus Ditingkatkan
Jepang merupakan mitra terbesar ASEAN dalam pembangunan infrastruktur. Kerja sama ASEAN-Jepang dalam mengembagkan infrastruktur pun diharapkan terus bisa ditingkatkan di masa yang akan datang.
Sebagai catatan, setidaknya hingga saat ini, Jepang memiliki beberapa proyek yang sedang berjalan dengan nilai mencapai US$ 259 miliar atau sekitar Rp 3.676 triliun di beberapa negara ASEAN termasuk Indonesia.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-24 ASEAN-Jepang kemarin (27/10), Presiden Joko Widodo atau Jokowi mendorong agar kerja sama dalam sektor infrastruktur tersebut terus dilanjutkan.
Sebagai informasi, KTT ASEAN-Jepang kali ini adalah KTT pertama yang dihadiri oleh PM Jepang yang baru, yaitu PM Fumio Kishida, yang baru menggantikan PM Yoshihide Suga pada 29 September 2021 lalu.
"Pada pertemuan, Bapak Presiden menyampaikan tentang pentingnya kerja sama konektivitas dan kerja sama infrastruktur sebagai fokus kerja sama ASEAN-Jepang," kata Retno dalam keterangan resminya, Rabu (27/10).
Dalam pertemuan ASEAN-Jepang, Jokowi mengatakan bahwa infrastruktur berpotensi menggerakkan roda perekonomian kawasan serta menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.
Infrastruktur dan konektivitas juga merupakan salah satu prioritas kerja sama konkret di bawah ASEAN Outlook on the Indo-Pacific.
"Oleh karena itu pada tahun 2023, Indonesia berencana untuk menyelenggarakan Forum Infrastruktur Indo-Pasifik. Indonesia yakin bahwa Jepang akan mendukung penyelenggaraan Forum tersebut," kata Mantan Dubes RI untuk Norwegia tersebut.
Retno menyampaikan, ASEAN-Jepang memiliki pengalaman kerja sama yang cukup panjang dalam pembangunan infrastruktur.
Bahkan, Pemerintah Jepang telah lama terlibat dalam mendukung implementasi Master Plan on ASEAN Connectivity (MPAC).
Sebagai informasi, Jepang merupakan salah satu investor terlama di Indonesia termasuk di bidang infrastruktur.
Beberapa proyek infrastruktur yang didanai Jepang, diantaranya adalah Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, Pelabuhan Patimban, serta Trans Sumatera.
Sementara itu, beberapa proyek infrastruktur yang didanai Jepang di negara ASEAN lainnya adalah Jembatan Neak Loeung yang menghubungkan Kamboja-Vietnam.
Selain itu, kemitraan dengan sektor swasta Jepang pun menjadi penting, khususnya dalam hal transfer ilmu dan teknologi, dan mobilisasi pembiayaan.
Negara ASEAN akan terus memperkuat pembangunan infrastruktur untuk memfasilitasi kebangkitan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan kawasan.
Saat menggelar pertemuan dengan Jepang, Jokowi meyakini bahwa situasi pandemi yang terus membaik di kawasan akan memberikan dampak yang baik bagi pemulihan ekonomi di kawasan.
Menurut perkiraan IMF, kawasan emerging and developing Asia akan tumbuh 7,2% pada 2021 dan 6,3% pada 2022.
Dalam pertemuan tersebut, perdana menteri Jepang Fumio Kishida juga menyampaikan beberapa hal, di antaranya yakni komitmen Jepang untuk berkontribusi dalam penanganan pandemi di kawasan.
Termasuk didalamnya adalah penyediaan vaksin dan pendanaan. serta mendukung implementasi kerjasama konkret dalam konteks ASEAN Outlook on the Indo-Pacific.
"Selain itu, Jepang berkomitmen untuk menjadikan kawasan Indo-Pasifik sebagai kawasan yang bebas, damai, sejahtera. Terkait perkembangan di Laut Cina Selatan (LCS) termasuk perundingan Code of Conduct (CoC), harus sejalan dengan UNCLOS dan legitimate rights dan kepentingan negara pihak lainnya," kata dia.
Kemudian, PM Kishida juga menyampaikan komitmen seluruh pihak untuk menjaga stabilitas dan perdamaian di Semenanjung Korea dan mendukung peran ASEAN dalam implementasi lima poin konsensus dalam isu Myanmar.
"Pertemuan ASEAN-Jepang hari ini telah menghasilkan Chairman’s Statement of the 24th ASEAN-Japan Summit sebagai outcome document," kata Retno.