Fesyen Muslim Nasional Diminta Memanfaatkan Besarnya Pasar Global

Cahya Puteri Abdi Rabbi
18 November 2021, 18:31
fesyen, Muslim, industri halal
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nz
Sejumlah model memperagakan busana rancangan mahasiswa Universitas Ibnu Khaldun Bogor dalam Embracing Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2021 di Aquatic Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Kamis (18/11/2021)

Industri fesyen muslim memiliki pangsa pasar yang besar. Oleh karena itu, pemerintah mendorong Indonesia menjadi kiblat industri fesyen muslim dunia.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, saat ini nilai pasar industri fesyen muslim mencapai US$ 11 miliar (Rp 156 triliun), sementara nilai ekspor fesyen muslim baru sebesar US$ 500 juta (Rp 7,1 triliun).  Karena itulah, peluang untuk mengembangkan industri fesyen muslim masih sangat besar.

"Oleh sebab itu, dukungan dari asosiasi pengusaha, akademisi, dan juga pemerintah sangat penting, Tugas Kemendag disini untuk menjadi agregator, menciptakan Indonesia menjadi kiblat fesyen islam dunia," kata Lutfi dalam acara 'Embracing Jakarta Muslim Fashion Week 2021' di Jakarta, Kamis (18/11).

Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan menggelar 'Jakarta Muslim Fashion Week 2021' yang puncaknya digelar pada Oktober 2022 mendatang untuk lebih mengenalkan produk fesyen muslim Indonesia ke dunia.

 Pagelaran busana muslim tersebut juga menggandeng seluruh asosiasi desainer, 15 institut fesyen, dan asosiasi kosmetika.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa, industri fesyen muslim bukan hanya milik umat muslim.

Dengan keberagaman yang ada di Indonesia, industri fesyen akan lebih cepat maju dan berkembang. Oleh sebab itu, 'Jakarta Fashion Week 2021' juga diikuti oleh universitas non muslim.

"Ini yang harus kita embrace dan kita majukan," kata Mantan Dubes RI untuk Jepang tersebut.

Sebelumnya, Lutfi menargetkan nilai ekspor produk fesyen muslim Indonesia dapat naik 10 kali lipat dalam lima tahun ke depan. 

Nilai ekspor produk fesyen muslim Indonesia bisa naik 10 kali lipat menjadi US$ 5 miliar (Rp 71 triliun) dalam lima tahun ke depan.

 Posisi pasar fesyen muslim Indonesia saat ini masih di bawah Iran dengan total nilai industri yang mencapai US$ 53 miliar (Rp 758 triliun), Turki  US$ 28 miliar (Rp 400 triliun), Arab Saudi US$ 21 miliar, (Rp 300 triliun) dan Pakistan US$ 20 miliar (Rp 286 triliun).

Ia juga menyebut, Indonesia siap menjadi pusat industri halal dunia di masa yang akan datang. Apalagi, pangsa pasar produk halal di dunia semakin besar.

Warga muslim dunia berpotensi membelanjakan lebih dari US$ 2 Triliun atau sekitar Rp 28,2 ribu triliun di sektor makanan halal, produk farmasi, kosmetik, fesyen dan rekreasi halal.

 Menurut Kementerian Perdagangan, ekspor produk fashion muslim Indonesia menembus US 2,91 miliar atau Rp 41,3 triliun pada Januari-Agustus 2021.

Sebagian besar produk tersebut justru diekspor ke negara-negara non-muslim ataupun bukan negara yang tergabung dalam organisasi konferensi Islam (OKI).

Lima besar tujuan ekspor produk fashion muslim Indonesia adalah Amerika Serikat yakni 55,85%, Jepang (7,80%), Jerman (5,32%), Korea Selatan (3,12%), dan Australia (2,86%).

Dengan demikian, total ekspor ke lima negara tersebut mencapai 74,95%.  Sementara itu, impor fashion muslim hanya US$ 0,20 miliar sehingga Indonesia secara keseluruhan surplus sebesar US$ 2,71 miliar.


Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Editor: Maesaroh

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...