Banyuwangi Ekspor 1 Juta Liter Reduktan Herbisida ke Malaysia

Cahya Puteri Abdi Rabbi
1 Desember 2021, 11:24
ekspor, Malaysiam pestisida
pandawaid.com
produk Pandawa Agri

Kementerian Perdagangan bersama PT Pandawa Agri Indonesia (PAI) dari Banyuwangi melepas ekspor  satu juta liter produk Reduktan Herbisida, yaitu 'Weed Solut-ion' ke Negeri Jiran, Malaysia. 

Produk Reduktan Herbisida merupakan campuran pembasmi hama yang dapat mengurangi penggunaan pestisida hingga 50% sehingga memperkecil residu dan ramah lingkungan.

Pelepasan ekspor bertemakan ‘From Banyuwangi to The World: Ekspor 1 juta liter reduktan herbisida untuk pertanian yang berkelanjutan’ ini berlangsung Selasa (30/11) di Banyuwangi, Jawa Timur.

Kegiatan ekspor ini juga merupakan tindak lanjut dari pelepasan ekspor pada bulan Maret 2021, untuk produk reduktan herbisida ke Malaysia sebanyak 20 ton.

Reduktan herbisida merupakan inovasi produk lokal yang tercipta dari kekayaan biodiversitas Kabupaten Banyuwangi, Indonesia, yang dapat berkontribusi terhadappertanian yang berkelanjutan.

 Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Kemendag, Marolop Nainggolan mengatakan,  inovasi tersebut menjadi kunci untuk bisa menggairahkan perekonomian Indonesia.

Dia menambahkan pihaknya siap untuk mendukung agar produk ini bisa diekspor ke seluruh dunia, sekaligus menunjukkan bahwa Indonesia juga merupakan negara sumber inovasi yang ramah lingkungan.

"Hampir semua kebutuhan industri kimia dalam negeri masih tergantung terhadap impor. Sebanyak 90% lebih bahan kimia yang digunakan masih dipenuhi dari luar negeri," kata Marolop dalam keterangan resminya, Selasa (30/11).

Ia mengatakan, pestisida merupakan salah satu dari Industri kimia yang bahan bakunya berasal dari impor dan salah satu penyumbang carbon footprint terbesar ketiga setelah baja dan semen.

 Namun, dengan adanya Weed Solut-ion, proses produksi dari reduktan herbisida ini menjadi proses yang sangat rendah emisi karbon, sehingga sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) untuk menurunkan emisi karbon tersebut.

Sementara itu, CEO PAI, Kukuh Roxa Putra Hadriyono menjelaskan, ekspor ini merupakan kabar baik di tengah krisis ketersediaan pestisida.
Krisis terjadi karena kenaikan harga pestisida yang terus merangkak naik dan ancaman ketersediaan suplai akibat dampak Covid-19.

Selain itu, petani di seluruh dunia membutuhkan alternatif subtitusi untuk membantu efisiensi biaya untukmengendalikan gulma.

Kukuh menyebut, Weed Solut-ion bisa menjadi solusi permasalahan dalam mengurangi dosis penggunaan herbisida hingga 50%.

Hal ini karena banyak negara yang sudah mempunyai regulasi untuk mengurangi penggunaan pestisida, namun belum menemukan solusi yang tepat.

“Selain itu, dasar produk kami yang ramah lingkungan dapat memberikan efisiensi biaya pembelian pestisida hingga 40 persen. Sehingga para distributor berharap, PAI bersedia membuka diri untuk pasar yang lebih luas," kata dia.

 Sebagai informasi, total perdagangan Indonesia-Malaysia pada periode Januari-September 2021 tercatat sebesar US$ 15 miliar (Rp 215 triliun) atau meningkat 46,63% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Dari nilai tersebut, ekspor Indonesia ke Malaysia sebesar US$ 8,70 miliar (Rp 124 triliun). Sedangkan, impor Indonesia dari Malaysia sebesar US$ 6,34 miliar (Rp 90,9 triliun).

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Editor: Maesaroh

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...