Mendag Incar Ekspor Produk Serat Indonesia Jadi Pemain Global

Cahya Puteri Abdi Rabbi
2 Desember 2021, 10:29
ekspor, kementerian perdagangan, menteri perdagangan, viscose rayon, pasar global
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi perdagangan tekstil di Pasar Minggu, Jakarta (14/10/2019). Pada akhir 2017, surplus volume neraca dagang industri benang mencapai 766.992 ton. Adapun, volume produksi industri benang lokal mencapai 2,2 juta ton benang.

Kementerian Perdagangan alias Kemendag berharap Indonesia bisa menjadi pemain pasar global dalam hal ekspor produk serat. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi secara resmi melepas produk serat viscose rayon produksi PT Asia Pacific Rayon (APR) ke pasar global dan domestik, Rabu (1/12) di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.

"Ke depan, semoga APR menjadi perusahaan yang berkelanjutan dan mampu berkompetisi di masa depan, tidak hanya menjadi pemain regional, namun juga menjadi pemain di pasar global,” kata Lutfi dalam keterangan resminya, Rabu (1/12).

Pengiriman ekspor produk serat viscose rayon ini ditandai dengan pelepasan sejumlah truk kontainer oleh Mendag, didampingi Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution, Bupati Pelalawan Zukri Misran, RGE Managing Director Anderson Tanoto, COO APRIL Eduward Ginting dan Direktur APR Basrie Kamba.

Sementara itu, Eduward mengatakan, produksi dan pemasaran produk serat viscose rayon APR tetap menunjukkan kinerja positif. Di sisi lain, dunia juga tengah dihadapkan tantangan dari dampak pandemi Covid-19.

Eduward menyebutkan, kegiatan pelepasan kontainer ekspor viscose rayon ke pasar global dan pasar domestik, merupakan pencapaian baru APR dalam upaya memperkuat industri tekstil nasional, sekaligus mengurangi ketergantungan impor bahan baku tekstil negara lain.

Selain itu, Lutfi juga melepas ekspor kertas PaperOne, produksi PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) yang telah dijual ke lebih dari 75 negara dengan total ekspor mencapai 755 ribu ton. 

Wagub Riau Edy Natar Nasution menambahkan, pelepasan ekspor ini menjadi tanda bangkitnya perekonomian Riau. Pemerintah Provinsi Riau juga mendukung penuh upaya yang dilakukan dunia usaha untuk meningkatkan investasi dan menggairahkan ekonomi daerah, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Diharapkan, dengan adanya pabrik rayon di Riau dapat meningkatkan produk domestik bruto Provinsi Riau sebesar 1,49 % dari sektor non-migas, serta mendorong geliat industri kecil dan menengah di beberapa sektor usaha yang terlibat dalam kegiatan operasional pabrik," kata Edy.

APR adalah produsen viscoserayon pertama yang terintegrasi secara penuh di Asia dari hutan taman industri terbarukan. Pabrik berkapasitas 240 ribu ton yang berlokasi di Pangkalan Kerinci, Riau, ini menggunakan teknologi produksi terkini dalam menghasilkan rayon berkualitas tinggi untuk kebutuhan tekstil dan produk kebersihan pribadi.

Sejak diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Februari 2020, APR menjadi fasilitas manufaktur viscose rayon terintegrasi dengan dissolving pulp yang berasal dari 100% serat terbarukan hutan tanaman industri (HTI) Asia Pacific Resources International Holdings Limited (APRIL).

APR juga sudah masuk ke pasar tekstil dunia dengan kriteria rayon viscose yang breathable, ringan, lembut dan 100% disertifikasi berbahan baku alami. Viscose rayon unggul dari bahan baku tekstil lainnya, karena dapat terurai secara alami dan kembali menjadi kompos di tanah.

Sebagai informasi, produksi serat viscose rayon APR mencapai 300 ribu ton per tahun dan telah diekspor ke 22 negara. Saat ini, APR juga tengah mempersiapkan pembangunan tahap dua, dan menggandakan kapasitas produksinya menjadi 600 ribu ton per tahun pada 2023 mendatang.

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...