Program Sejuta Rumah 2021 Kembali Tembus Angka 1 Juta
Realisasi pembangunan rumah pada program Sejuta Rumah pada 2021 kembali menembus 1.105.707 unit atau naik 14,55% secara tahunan.
Realisasi itu terbagi menjadi 826.500 unit rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan 279.207 unit rumah non MBR.
Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto mendata pembangunan rumah MBR dibangun oleh Kementerian PUPR sebanyak 341.868 unit.
Sementara itu, Kementerian / Lembaga lainnya menyediakan 3.080 unit, pemerintah daerah 43.933 unit, pengembang perumahan 419.745 unit, CSR Perumahan 2.270 unit, dan masyarakat 15.604 unit.
"Program Sejuta Rumah merupakan wujud nyata perhatian pemerintah terhadap pembangunan rumah untuk masyarakat Indonesia. Prosentase rumah MBR adalah 75% dan sisanya 25% merupakan rumah non MBR," kata Iwan dalam keterangan resmi, Selasa (18/1).
Adapun, rumah non MBR dibangun oleh pengembang senilai 244.010 unit. Sementara itu, rumah non MBR yang dibangun oleh masyarakat mencapai 35.197 unit.
Iwan berharap program ini dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Program tersebut juga dapat mengurangi angka kebutuhan atau backlog perumahan di dalam negeri.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendata akan ada 15,5 juta penduduk yang membutuhkan rumah pada 2045. Adapun, Saat ini, angka backlog rumah sekitar 11,4 uta unit.
Secara total, program Sejuta Rumah telah membangun 6,87 juta unit pada 2015-2021.
Adapun, pembangunan rumah terbanyak terjadi pada 2019 sebanyak 1,25 juta unit. Adapun, pembangunan paling sedikit terjadi pada tahun 2015 di mana angkanya mencapai 699.700 unit.
Pertumbuhan pembangunan terbesar terjadi pada 2018 atau sebanyak 25,18% secara tahunan menjadi 1,13 juta unit.
Sementara itu, penyusutan pembangunan rumah terbesar terjadi saat pandemi menyerang pada 2020 atau terkikis hingga 23,26% menjadi 965.217 unit.
Iwan berharap program Sejuta Rumah dapat terus berjalan dan menggerakkan perekonomian masyarakat selama pandemi Covid-19.
Sebagai informasi, sektor properti menggerakkan lebih dari 140 industri yang tergabung dalam industri komponen bangunan.
“Program Sejuta Rumah akan tetap dilanjutkan karena rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat yang harus dipenuhi,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Sebagai informasi, Ditjen Perumahan Kementerian PUPR mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp 5,1 triliun pada tahun 2022.
Anggaran tersebut akan dimanfaatkan untuk membangun 1.823 unit rumah khusus, 51.41 unit rumah susun, penanganan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) sebanyak 87.500 unit.
Selain itu, PUPR juga akan menyediakan prasarana, sarana, dan utilitas (PSU) untuk 20.500 unit rumah milik MBR.
Selain alokasi anggaran di Ditjen Perumahan, Kemen PUPR juga mengalokasikan bantuan pembiayaan perumahan.
Di antaranya adalah untuk program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) senilai Rp 23 triliun. Program tersebut diharapkan bisa memfasilitasi KPR FLPP sebanyak 200.000 unit.
Selain itu, terdapat program Subsidi Selisih Bunga (SSB) sebesar Rp 4,39 triliun untuk 769.903 unit serta subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) sebesar Rp 812 miliar untuk 200.000 rumah.
Kementerian PUPR pada tahun ini hanya memperoleh alokasi anggaran Rp 100,59 triliun, hanya 57% dari anggaran yang diajukan Rp 176 triliun. Alokasi anggaran ini juga turun dari pagu DIPA tahun anggaran 2021 senilai Rp149,8 triliun.