Harga Acuan CPO Februari 2022 Naik ke Level US$ 1.314 per Metrik Ton
Harga referensi produk crude palm oil alias CPO untuk penetapan bea keluar (BK) periode Februari 2022 adalah US$ 1.314,78 per metrik ton. Harga referensi tersebut naik 0,54 % dibandingkan catatan harga periode Januari 2022, yakni US$ 1.307,76 per metrik ton.
Penetapan harga acuan tercantum dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 5 Tahun 2022 tentang Penetapan Harga Patokan Ekspor (HPE), atas Produk Pertanian dan Kehutanan yang Dikenakan Bea Keluar.
“Saat ini harga referensi CPO telah jauh melampaui threshold US$ 750 per metrik ton. Untuk itu, Pemerintah mengenakan bea keluar CPO sebesar US$ 200 per metrik ton untuk periode Februari 2022,” kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, Indrasari Wisnu Wardhana.
Peningkatan harga referensi CPO dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya karena menurunnya supply atau pasokan CPO. Hal itu terjadi lantaran curah hujan yang tinggi di Indonesia dan Malaysia. Di samping itu, terjadi penurunan jumlah tenaga kerja di perkebunan sawit Malaysia akibat pandemi.
Alhasil, produktivitas CPO mengalami penurunan. Ditambah lagi, terjadi peningkatan harga minyak mentah secara global yang berdampak pada peningkatan harga bahan bakar alternatif.
Bea keluar CPO untuk Februari 2022 merujuk pada PeraturanMenteri Keuangan No. 1/PMK.010/2022 sebesar US$ 200 per metrik ton. Nilai tersebut tidak berubah dari bea keluar CPO untuk periode Januari 2022.
Berdasarkan data Inacom, harga CPO naik 34,65 % sepanjang tahun lalu. Harga CPO tertinggi pada 2021 mencapai Rp 14.950 per kilogram, sedangkan harga terendah Rp 8.875 per kilogram.
Sedangkan Wakil Ketua Umum III Gapki, Togar Sitanggang sebelumnya menyebutkan ada dua faktor yang berpotensi menurunkan harga CPO tahun ini. Pertama, tercapainya target produksi CPO pada semester I-2022.
Produktivitas kebun di Indonesia yang minim pada tahun lalu karena masalah pupuk menjadi salah satu penyebab utama naiknya harga CPO pada tahun lalu. Permintaan pasar global naik sejalan pemulihan ekonomi tak dapat dipenuhi oleh negara-negara produsen CPO lainnya.
Kedua, kinerja produksi minyak kedelai di Amerika Selatan. Selain minimnya pasokan CPO, menanjaknya harga minyak nabati lain membuat harga CPO ikut naik.
Sementara itu, harga referensi biji kakao pada Februari 2022 sebesar US$ 2.522,63 per metrik ton, atau meningkat 1,91 % dari level US$2.475,31per metrik ton. Hal tersebut berdampak pada peningkatan HPE biji kakao sekitar 2,11 % pada Februari 2022, menjadi US$ 2.234 per metrik ton. Adapun pada bulan sebelumnya, HPE biji kakao berada di level US$ 2.188 per metrik ton.
Adapun peningkatan harga referensi dan HPE biji kakao dipengaruhi oleh optimisme pasar akan pemulihan. Ini terjadi setelah adanya pembatasan karena varian Omicron dan adanya penurunan supply kakao.
Meskipun begitu, penuruna tersebut tidak berdampak pada bea keluar biji kakao, yang mana masih terjaga di level 5 %. Hal tersebut tercantum pada Peraturan Menteri Keuangan No.1/PMK.010/2022.
Untuk HPE produk kayu dan kulit, Kementerian Perdagangan menyatakan tidak ada perubahan harga dari bulan sebelumnya. Dengan begitu, bea keluar produk kayu dan kulit tidak mengalami perubahan.