PPN Naik Jadi 11%, Mal dan Pusat Perbelanjaan Tetap Diserbu Pengunjung

Andi M. Arief
4 April 2022, 19:10
PPn, mal, pusat perbelanjaan
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/rwa.
Pengunjung mengamati produk yang ditawarkan di salah satu pusat perbelanjaan di kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (31/3/2022).

Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 11% diperkirakan akan melemahkan daya beli konsumen. Namun, kunjungan ke mal dan pusat perbelanjaan tradisional dan modern diperkirakan tetap akan ramai.

Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) memperkirakan kunjungan ke mal pada Ramadan 2022 akan melonjak hingga 80% dari total kapasitas pusat perbelanjaan nasional atau sekitar 5 juta orang per hari.

Tingkat kunjungan mulai kembali meningkat secara bertahap dan cenderung perlahan sejak level PPKM diturunkan beberapa waktu lalu. "Diperkirakan tren peningkatan tersebut akan terus meningkat pada kuartal II-2022," kata Ketua Umum APPBI Alphonzus Widjaja kepada Katadata, Senin (4/4).

Total kunjungan masyarakat ke pusat perbelanjaan pada Ramadan diperkirakan akan naik 30% dari realisasi kunjungan Ramadan 2021. Kunjungan selama Ramadhan 2022 juga diperkirakan akan lebih tinggi dari kunjungan pada Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru). Kunjungan ke pusat perbelanjaan pada Nataru tahun lalu hanya mencapai 75%.

Kunjungan ke mal saat Nataru tahun lalu rendah karena pembatasan dari pemerintah. Ketika itu, sesuai ketentuan Gubernur DKI Jakarta, mal diizinkan buka hingga kapasitas 75% selama periode 24 Desember 2021-2 Januari atau Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Alphonzus mendata kunjungan ke pusat perbelanjaan pada kuartal I-2022 mencapai 60% - 70% dari kapasitas terpasang. Menurutnya, hal yang menahan pertumbuhan kunjungan ke pusat perbelanjaan pada tiga bulan pertama 2022 adalah kebijakan PPKM.

Pembatasan ini membuat kunjungan per Februari 2021 kembali anjlok ke posisi 40%. Dengan demikian, prognosis kunjungan masyarakat ke pusat perbelanjaan pada paruh pertama 2021 diramalkan di kisaran 60%.

Alphonzus menyarankan pemerintah untuk memberikan bantuan sosial pada masyarakat kelas menengah dan bawah akibat peningkatan harga bahan pokok. Menurutnya, bantuan sosial diperlukan agar daya beli masyarakat tidak terpuruk lebih dalam.

Adapun, hal ini penting bagi pusat perbelanjaan lantaran mayoritas pengunjung pusat perbelanjaan berasal dari masyarakat kelas bawah. Secara rinci, masyarakat kelas bawah berkontribusi sampai 60% dari total kunjungan, sedangkan kelas menengah sekitar 35%.

"Jadi, pusat perbelanjaan di Indonesia didominasi oleh kelas menengah dan bawah sebesar 95%," ujar Alphonzus.

Terpisah, Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Reynaldi Sarijowan mengatakan kunjungan masyarakat ke pasar tradisional akan terus meningkat. Menurutnya, hal tersebut telah memasukkan perhitungan naiknya PPn menjadi 11%.

Pasalnya, sebagian bahan pokok yang dijual di pasar tradisional tidak dikenakan PPn. Namun demikian, Reynaldi mendata harga-harga di pasar telah bergejolak naik sekitar sebulan sebelum kenaikan PPn tersebut.

"Di bulan Ramadan terus terjadi peningkatan (pengunjung), untuk memasok sejumlah bahan pokok yang jadi kewajiban bagi rumah tangga, seperti minyak goreng, beras, daging, ikan, ayam, telur, cabai, gula, dan sebagainya," ujar Reynaldi.

Reporter: Andi M. Arief
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...