Jokowi Ramal Harga Minyak Goreng Rp 14.000 per Liter dalam Dua Pekan

Tia Dwitiani Komalasari
21 Mei 2022, 16:43
Presiden Joko Widodo saat mengumumkan kebijakan pemerintah untuk membuka kembali ekspor minyak goreng dan bahan bakunya mulai 23 Mei 2022, di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (19/5/2022). Presiden menjelaskan bahwa pemerintah terus melakukan pemantauan seka
ANTARA FOTO/HO-Biro Pers Setpres/tom.
Presiden Joko Widodo saat mengumumkan kebijakan pemerintah untuk membuka kembali ekspor minyak goreng dan bahan bakunya mulai 23 Mei 2022, di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (19/5/2022). Presiden menjelaskan bahwa pemerintah terus melakukan pemantauan sekaligus mendorong berbagai langkah untuk memastikan ketersediaan minyak goreng bagi masyarakat, sejak larangan ekspor diberlakukan bulan lalu.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meramalkan harga minyak goreng nasional sudah mencapai level Rp 14.000 per liter dalam satu hingga dua pekan ke depan. Dia mengakui, kebijakan mengenai minyak goreng bukan keputusan mudah karena dipengaruhi harga global yang sedang tinggi.

Jokowi mengatakan, dirinya sempat mengecek harga minyak goreng di Pasar Muntilan, Magelang. Di sana dia memperoleh informasi harga minyak goreng  saat ini mencapai Rp14.500 per liter.

"Saya besok mau cek lagi di pasar-pasar lain. saya kira mungkin dalam 1-2 minggu ini semua pasar harganya kurang lebih seperti itu," ujar Presiden Jokowi pada acara Rakernas V organisasi relawan Projo, di Jawa Tengah, Sabtu (21/5).

Jokowi mengatakan, urusan minyak goreng bukan merupakan persoalan yang mudah untuk ditangani oleh pemerintah. Hal itu karena komoditas tersebut dipengaruhi harga di tingkat global

"Minyak goreng ini bukan persoalan mudah. Sudah sejak awal Januari saya melihat naik, naik, naik, kenapa? Sama seperti harga pangan lain, karena harga internasionalnya tinggi, harga globalnya tinggi, semua barang mengikuti, ketarik ke sana, karena harga minyak goreng terutama di Eropa, Amerika, naiknya tinggi," ujar Jokowi.

Dia mengatakan, sudah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mendorong penurunan harga minyak goreng, namun harga tetap naik. Hingga akhirnya Presiden memutuskan menghentikan ekspor minyak goreng.

"Tapi itu juga kebijakan yang tidak mudah. Begitu disetop, harga TBS (Tandan Buah Segar) sawitnya jatuh, turun. Petani sawit, pekerja sawit, 17 juta orang. Negara ini dipikir gampang, tidak mudah," katanya.

Selain urusan petani dan pekerja sawit, kata Jokowi, pemerintah juga memikirkan penerimaan negara dari pajak sawit, bea ekspor sawit, bea keluar sawit, serta PNBP.Nilai penerimaan negara dari sawit tersebut sangat besar, mencapai kurang lebih Rp60-70 triliun.

"Besar sekali, padahal APBN sangat membutuhkan penerimaan negara. Jadi kenapa sampai 4 bulan kita tidak berani setop ekspor itu, juga karena itu. Tapi ini kuncinya sudah ketemu. Ini dalam 1-2 minggu InsyaAllah yang namanya minyak goreng curah akan berada di harga Rp14 ribu," jelas Presiden Jokowi.

Dia menambahkan, harga minyak goreng di Indonesia jauh lebih murah dibandingkan negara lain. Di Jerman, harga minyak goreng per liter Rp47 ribu, di Singapura Rp41 ribu per liter, dan di Amerika Rp45 ribu per liter.

Artinya,kata dia, Indonesia masih bisa mengendalikan inflasi dan kenaikan harga. Meskipun begitu, dia meminta masyarakat bersiap dengan berhemat dan menabung, guna menghadapi ketidakpastian kondisi global yang belum jelas dan belum bisa diprediksi kapan akan berakhir.

 Menurut data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), produksi minyak sawit dalam negeri pada Februari 2022 diperkirakan sebesar 3,8 juta ton, turun 9,3% dari bulan sebelumnya yang sebesar 4,2 juta ton.

Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...