Beroperasi Oktober, Jalur Kereta Api Sulawesi Terhubung ke Pelabuhan
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan sedang menyelesaikan konstruksi kereta api (KA) Makassar-Parepare Tahap I yaitu Maros-Barru Segmen III sepanjang 67,1 kilometer (Km). Penyelesaian konstruksi Segmen III akan menghubungkan Kabupaten Pangkep dan Kabupaten Maros.
Saat ini progres konstruksi jalur KA di Kabupaten Maros telah menebus 84%, sedangkan di Kabupaten Pangkep mencapai 94%. Konstruksi Segmen III menjadi penting karena ada pembangunan siding track (jalur siding) yang menyediakan akses dari beberapa pusat produksi ke Pelabuhan Garongkong di Kabupaten Barru. Jalur siding merupakan jalur belok berupa tambahan rel sehingga menjadi cabang dari rel utama.
Jalur siding untuk akses menuju stasiun pelabuhan terpadu di Garongkong dibangun sepanjang 4,7 km . Sementara jalur siding menuju Tonasa dibangun sepanjang 9,7 km oleh KPBU,” kata Kepala Balai Pengelola Kereta Api Sulawesi Selatan Kemenhub Andi Amanna Gappa dalam keterangan resmi, Kamis (2/6).
Gappa menyebutkan, salah satu komoditas yang dapat dikirimkan ke Pelabuhan dari Pangkep maupun Maros adalah semen. PT Semen Tonasa berlokasi di Pangkep, sedangkan PT Semen Bosowa bertempat di Maros.
Gappa mendata potensi pengangkutan semen dari Tonasa dan Bosowa ke Pelabuhan Garongkong per Mei 2022. Menurutnya, potensi pengangkutan semen dari Tonasa mencapai 10.000 ton perbulan, sedangkan dari Bosowa mencapai 300.000 ton per bulan atau hampir 3,5 juta ton per tahun.
Selain itu, Gappa menilai pembangunan jalur KA Maros-Barru dapat memaksimalkan potensi pariwisata di sepanjang jalur. Beberapa tempat wisata yang ada di Maros, Pangkep, dan Barru adalah Wisata Hutan magrove Dewi Biringkassi, Sirkuit Karaeng Mallombassang, dan Air Terjun Maremare.
“Kawasan ini terkenal dengan wisata geopark, pantai, hingga kuliner yang sangat berpotensi menarik wisatawan jika terhubung dengan kereta api,” kata Gappa.
KA Makassar-Parepare Tahap I Maros-Barru dijadwalkan beroperasi pada Oktober 2022 bagi penumpang maupun barang. Nantinya, penumpang dapat menaiki KA ini di Stasiun Barru hingga Stasiun Marros sepanjang 71 Km.
Sementara itu, KA ini akan melayani angkutan barang dari Stasiun Ramang-Raman di Maros hingga stasiun Garongkong di Barru sepanjang 80 Km. Selain terintegrasi dengan Pelabuhan Garongkong di Barru, KA Makassar-Pare-pare juga akan terintegrasi dengan Bandara Internasional Hasanuddin di Maros.
Penyelesaian Segmen III akan menghubungkan Stasiun Rilau hingga Bandara Internasional Hasanuddin di Maros. "Mudah-mudahan pada tahun anggaran ini dapat diselesaikan dan segera dioperasikan agar dapat dilanjutkan dengan kegiatan pengadaan tanah untuk membangun jalur kereta api menuju Kota Makassar," kata Gappa.
Kereta Api Logistik
Proyek konstruksi KA Makassar-Pare-Pare dimenangkan oleh konsorsium PT Pembangunan Perumahan, PT Bumi Karsa, PT China Communications Construction Engineering Indonesia, dan PT Iroda Mitra pada Februari 2019. Berdasarkan Komiter Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), nilai investasi proyek ini mencapai Rp 8,25 triliun.
Dalam laman resmi Kementerian Investasi, pengembalian investasi akan dilakukan dengan skema availability payment senilai Rp300 miliar per tahun selama 17 tahun.
Proyek KA Maros-Barru akan dilanjutkan hingga mencapai Stasiun Mandai. Konstruksi proyek tersebut dijadwalkan rampung pada akhir kuartal I-2023.
Pada saat yang sama, pemerintah akan menyelesaikan jalur KA untuk keperluan logistik, yakni KA Maros-Pangkep-Barru. Trayek ini akan menghubungkan Pelabuhan Garongkong dan pabrik Semen Tonasa.
Budi mengatakan, KA logistik tersebut ditujukan untuk memindahkan beberapa komoditas, seperti batu bara dan semen. Penyelesaian KA Maros-Pangkep-Barru diharapkan menumbuhkan titik-titik ekonomi baru di Sulawesi Selatan.
Pada tahap ketiga, Kemenhub akan memperpanjang jalur KA Maros-Barru hingga Pallanro. Alhasil, total panjang KA Maros-Pallanro akan mencapai 110 Km. Trayek ini ditargetkan beroperasi pada kuartal II-2024.
Menurut laporan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), jumlah stasiun kereta api yang melayani naik/turun penumpang di Jawa dan Sumatera sebanyak 629 unit pada 2020. Rinciannya, sebanyak 463 unit di Jawa dan 166 unit di Sumatera.