Nilai Transaksi Tol Lampaui Sebelum Pandemi Imbas Penertiban Truk ODOL

Andi M. Arief
7 Juni 2022, 21:35
Polisi memeriksa surat kendaraan truk bermuatan lebih saat razia di Citeras, Lebak, Banten, Selasa (7/6/2022).
ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/tom.
Polisi memeriksa surat kendaraan truk bermuatan lebih saat razia di Citeras, Lebak, Banten, Selasa (7/6/2022).

Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) memprediksi nilai transaksi jalan tol tahun ini mencapai Rp 26,53 triliun. Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan 2019 atau masa sebelum pandemi senilai Rp 21,02 triliun. 

Namun demikian secara volume, jumlah transaksi harian jalan tol tahun ini diperkirakan masih di bawah capaian 2019. Hal itu disebabkan karena banyaknya kendaraan berat yang beroperasi saat ini. Kendaraan berat tersebut membayar tarif tol jauh lebih tinggi dari kendaraan pribadi yang termasuk golongan I.

"Artinya, kita akan melihat kinerja yang cukup baik. Dari sisi transaksi, kami memperkirakan bisa tembus Rp 24 triliun (Pada akhir 2022)," kata Kepala BPJT Danang Parikesit dalam Media Briefeing "17 Tahun Capaian Konektivitas Untuk Negeri", Selasa (7/6).

 Danang memperkirakan jumlah transaksi harian jalan tol pada akhir 2022 dapat mencapai 4,09 juta kali atau naik 13,92% dari capaian 2021 sebanyak 3,59 juta kali. Sementara realisasi jumlah transaksi harian pada 2019 sebanyak 4,6 juta kali. 

Dia memprediksi kontribusi kendaraan niaga pada tahun ini dapat menyentuh level 16,88% atau naik dari capaian 2021 sebesar 13,75%. Danang menargetkan kontribusi kendaraan niaga di jalan tol akan terus tumbuh hingga level 18,69% pada 2024.

Menurutnya, peningkatan tersebut relevan dengan penanganan kendaraan over dimention over load (ODOL) di jalan tol. 

"Sudah dibicarakan (mengenai penanganan) kendaraan ODOL. Sesuai Menteri (PUPR), kami konsisten meniadakan kendaraan ODOL pada 1 Januari 2023," kata Danang. 

Selain berdampak pada transaksi tol, penertiban truk ODOL juga dapat mengurangi kecelakaan. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Budi Setiyadi mengungkapkan,  saat ini pengangkutan barang masih didominasi melalui jalan atau via darat sebesar kurang lebih 90%.

"Hal ini menyebabkan permasalahan seperti tingginya angka kecelakaan, kemacetan, over dimensi over loading (odol), kerusakan infrastruktur, dan polusi udara. Namun yang menjadi fokus perhatian saat ini adalah odol karena berdampak juga pada permasalahan lainnya", ujar Budi Setiyadi dalam Sidang Para Pakar Keselamatan Transportasi Jalan, Rabu (23/3/2022).

Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...