Ikuti Jejak Tesla, Ford Jajaki Bikin Kendaraan Listrik di Indonesia
Perusahaan mobil asal Amerika Serikat, Ford Motor Co, dikabarkan melirik Indonesia sebagai tempat investasi produksi kendaraan listrik. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan tim Ford akan mengunjungi Indonesia pada 20 Juni mendatang, mengikuti langkah Tesla Inc.
Luhut mengatakan Ford tertarik dengan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia yang tersedia dari hulu hingga hilir. “Ford datang tanggal 20 Juni, semua mau investasinya dengan sistem end-to-end,” kata Luhut dalam rapat kerja dengan Banggar DPR, Kamis (9/6).
Luhut mengatakan kunjugan Ford ini setelah beberapa waktu lalu tim Tesla mengunjungi mengunjungi pabrik tambang nikel di Morowali, Sulawesi Tengah dan Kawasan Industri Hijau di Tanah Kuning, Kalimantan Utara.
Luhut mengatakan Indonesia menyediakan industri kendaraan listrik yang terintegrasi. "Mereka tahu semuanya efisiensi di Indonesia," kata dia.
Ford merupakan salah satu pabrikan yang sedang mengembangkan kendaraan listrik. Pada Maret lalu, Ford mengumumkan belanja untuk kendaraan listrik sebesar US$ 50 miliar hingga 2026.
Ford menargetkan memproduksi 2 juta kendaraan listrik per tahun secara global pada akhir 2026. Jumlah ini sekitar sepertiga dari produksi global.
Kunjungan Tim Tesla ke Indonesia
Tim Tesla menyatakan kekagumannya setelah mengunjungi pabrik tambang nikel milik PT Vale Indonesia Tbk di Morowali. "Waktu timnya Tesla datang ke Morowali dan Vale, mereka terkagum-kagum luar biasa," kata Luhut.
Tim Tesla kaget dengan kawasan industri untuk pengembangan kendaraan listrik yang disiapkan Indonesia. "Mereka bilang, saya tak pernah melihat ini di luar Cina, begitu hebatnya," kata Luhut.
Luhut mengatakan saat ini jumlah pekerja di kawasan industri Morowali mencapai 75 ribu orang. Adapun investasi tambang nikel di Morowali saat ini mencapai hampir US$ 30 miliar atau setara Rp 432 triliun.
Selain menunjukkan kawasan industri Morowali, Luhut juga menunjukkan kawasan industri hijau di Kalimantan Utara. Kawasan itu disiapkan untuk menghasilkan energi baru terbarukan dengan kapasitas 265 gigawatt hour. "Energi itu dapat digunakan untuk memproduksi 3 juta mobil listrik," kata Luhut.
Selain itu, biaya listrik di Indonesia relatif murah, yakni 5 sen per Kwh. Adapun biaya transportasi terhitung sekitar US$ 1 untuk mengangkut bahan-bahan material.
Luhut mempromosikan di Indonesia tersedia kawasan industri yang menyediakan end-to-end clean energy. "Elon Musk sudah sangat paham mengenai hal tersebut. The best place to go is Indonesia, enggak ada yang lain," ujar Luhut.