Pupuk Mahal Jadi Penyebab Harga Pangan Meroket
Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan kenaikan harga pangan di dalam negeri tidak bisa dihindari karena dipicu oleh melambungnya bahan baku global. Salah satu penyebab kenaikan harga pangan tersebut karena pupuk yang mahal.
Direktur Bahan Pokok dan Penting Kemendag Isy Karim mencontohkan pada kenaikan harga telur dan daging ayam saat ini. Menurutnya, harga kedua komoditas tersebut naik karena kenaikan harga jagung internasional dan harga pupuk di dalam negeri.
"Petani nggak mau jual kalau harga murah,karena obat dan pupuknya naik. Jadi, semua (harga komoditas) akan terjadi supercycle, nggak bisa dihindari," kata Isy kepada Katadata.co.id, Jumat (17/6).
Supercycle adalah pertumbuhan harga komoditas yang terus berlanjut. Isy menjelaskan salah satu pendorong supercycle pada tahun ini adalah pertumbuhan harga pupuk internasional karena minimnya pasokan di pasar. Pada umumnya, pupuk terbuat dari tiga komponen, yakni nitrogen, phospat, dan kalium.
Saat ini, ketersediaan ketiga bahan baku pupuk tersebut tersendat karena perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Kedua negara tersebut merupakan pemasok bahan baku pupuk terbesar di dunia.
Dengan demikian, harga pupuk di dalam negeri pun ikut tumbuh yang menyebabkan harga jagung sebagai pakan ayam naik. Hal tersebut yang menyebabkan harga jagung lokal mengikuti grafik pertumbuhan jagung internasional walaupun kebutuhan dalam negeri tidak bergantung pada impor.
Saat ini, mayoritas peternak ayam menggunakan jagung sebagai pakan ternak. Isy mengatakan jagung berkontribusi hingga 60% dari harga daging dan telur ayam.
Maka dari itu, Kemendag memberikan penugasan kepada Perum Bulog untuk menyalurkan 50.000 ton jagung subsidi kepada peternak ayam petelur (layer) dan ayam broiler. Skema subsidi jagung untuk peternak layer ini adalah menggantikan selisih antara harga di pasar dan harga keekonomian peternak ayam senilai Rp 4.500 per kilogram (Kg).
Perum Bulog siap menjalankan penugasan Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk menyalurkan 50 ribu ton jagung subsidi kepada peternak ayam petelur (layer) dan ayam boiler. Program ini bertujuan untuk menurunkan harga pokok produksi (HPP) telur dan daging ayam di dalam negeri.
Total kapasitas produksi pupuk oleh PT Pupuk Indonesia (Persero) beserta 10 anak perusahaannya tercatat sebanyak 13.752.500 ton per tahunnya. Berikut rincian produksinua berdasarkan jenis pupuk.