Bahlil Bertemu Hotman Paris Bahas Izin Operasi dan Karyawan Holywings
Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, meninjau kegiatan usaha Holywings Gunawarman, Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat (15/7). Dalam kunjungan tersebut, Bahli menemui salah satu pemegang saham Holywings, Hotman Paris.
“Kita hari ini rapat koordinasi untuk mengecek langsung ke lapangan, untuk melihat secara fair apa sesungguhnya yang terjadi,” kata Bahlil usai pertemuan di Holywings Gunawarman pada Jumat (15/7).
Dari pertemuan tersebut, Bahlil menyampaikan adanya pengakuan dari pihak Holywings terkait perizinan yang belum selesai. Selain itu, pemilik Holywings juga telah mengakui adanya kejadian yang meresahkan dari cara kreatifitas promosi yang menyangkut identitas agama tertentu.
“Dan mereka sudah mengakui bahwa proses hukum tetap berjalan,” ujar Bahlil.
Terkait dengan proses perizinan yang belum selesai, ke depannya Kementerian Investasi/ BKPM akan menginventarisir permasalahan lebih lanjut. “Kami akan rapat lagi dengan Pemda (Pemerintah Daerah) DKI Jakarta untuk mencari apa solusi terbaiknya,” katanya.
Bahlil mengatakan, Kasus Holywings dapat menjadi pembelajaran bagi para pelaku usaha lainnya. Baginya, fungsi pengawasan mesti terus berjalan agar kasus serupa tidak terjadi, khususnya untuk restoran dan bar.
“Pengusahanya harus taat peraturan. Tidak ada aturan yang tidak tegas. Yang ada, sudah dijalankan atau tidak,” ujar Bahlil.
Menurut Bahlil, permasalahan Holywings bukan hanya terbatas pada perizinan, tetapi juga nasib 3.000 karyawan yang berpotensi kehilangan pekerjaan. Selain ribuan karyawan, terdapat juga beberapa Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang terdampak dari polemik ini.
“Ini bukan persoalan bagaimana satu sisi kita menutup, tapi juga ada hal lain yang harus kita pikirkan bersama terkait dengan lapangan pekerjaan. Tapi kami bersepakat bahwa aturan kita harus tegakan,” ujarnya.
Terkait nasib para karyawan, pemegang saham Holywings, Hotman Paris mengungkapkan bahwa status karyawan masih dalam tahap pembicaraan dengan pihak-pihak terkait.
“Kita lagi bicarakan. Jadi yang jelas bahwa tentu akan mengalami kerugian yang besar bagi kita,” ujarnya.
Hingga kini, para karyawan Holywings masih dalam penanganan pihak pemilik. Namun, dia belum bisa menginformasikan perinciannya lebih lanjut.
“Tapi memang itu terberat bagi kita. Ingat ini berapa lama dulu kita tutup waktu pandemi. Ekonomi baru bergerak, baru mulai, tiba-tiba kita dapat bencana begini,” tuturnya.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menutup sebanyak 12 gerai Holywings karena masalah perizinan. Namun, Pemprov DKI Jakarta memberikan kesempatan kepada manajemen Holywings untuk kembali mengoperasikan bisnisnya dengan syarat memperbaiki dokumen perizinan.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, juga berjanji akan membantu mencari solusi mengenai nasib 3.000 karyawan Holywings. “Ini jadi perhatian kami bersama. Ke depan, kami carikan solusinya,” kata Riza pada Rabu (29/6).