Wabah PMK Berdampak Turunkan Pasokan Bahan Baku Susu Segar

Andi M. Arief
29 Juli 2022, 18:28
susu segar, PMK
ANTARA FOTO/Candra Yanuarsyah/agr/wsj.
Petugas Koperasi Peternak Garut Selatan (KPGS) mengambil susu yang diperoleh dari kelompok peternak sapi perah di Tempat Penampungan Susu (TPS) Banjarwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu (20/1/2021).

PT Frisian Flag Indonesia menyatakan ketersediaan susu segar saat ini menurun akibat penyakit mulut dan kuku atau PMK. Frisian Flag merupakan produsen olahan susu seperti susu siap saji, susu bubuk, dan kental manis.

Corporate Affairs Director Frisian Flag Indonesia Andrew F. Saputro mengatakan penurunan ketersediaan susu segar sebagai bahan baku masih dapat dikendalikan. Andrew menyebutkan Frisian Flag mendapatkan susu segar dari koperasi peternak sapi perah yang bermitra.

"Ada penurunan pengiriman susu segar ke pabrik, tapi relatif terkendali. Sepertinya usaha percepatan vaksin PMK sudah ada dampak positif," kata Andrew kepada Katadata.co.id, Jumat (29/7).

Salah satu strategi Frisian Flag untuk mengendalikan penurunan produksi susu segar adalah pendampingan dan bantuan kepada peternak sapi perah. Namun, Andrew tidak merinci lebih lanjut pendampingan dan bantuan apa yang diberikan.

Andre mengatakan Frisian Flag percaya pemerintah selalu memastikan ketersediaan bahan baku industri, khususnya bagi industri olahan susu. Dengan demikian, Andrew akan mendukung seluruh kebijakan pemerintah terkait pengamanan bahan baku di dalam negeri.

Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) mendata sebagian besar sapi perah yang terkena PMK mengalami penurunan produksi 80% - 100% dari volume normal. Selain itu, rata-rata peternakan yang terkena PMK akan mengalami penurunan jumlah ternak sekitar 60-80% karena mati atau dipotong paksa.

Di samping itu, setidaknya ada 68 peternakan gulung tikar karena seluruh ternaknya mati akibat PMK. Hingga 29 Juli 2022, hewan ternak yang mati karena PMK mencapai 4.330 ekor. Adapun, ternak yang diputuskan dipotong bersyarat adalah 7.046 ekor.

Ombudsman Republik Indonesia memproyeksikan nilai kerugian yang dialami industri sapi perah mencapai Rp 6 miliar per hari akibat PMK. Artinya, total kerugian industri sapi perah mencapai Rp 1,7 triliun per bulan.

Ketua Umum GKSI Dedi Setiadi mengatakan penurunan volume produksi susu segar membuat PMK disebut sebagai penyakit ekonomi. Pasalnya, tingkat penularan PMK mencapai 100%. Simulasinya, jika ada 1 ternak yang terkena PMK dalam sebuah peternakan, maka seluruh hewan di tempat tersebut akan terkena PMK dalam waktu dekat.

Di samping penurunan produksi, Dedi menghitung biaya penanganan ternak yang sakit akibat PMK cukup tinggi. Menurutnya, harga obat ternak untuk melawan PMK lebih tinggi tiga kali lipat dari harga obat ternak secara umum.

"Koperasi bisa mengeluarkan tiga kali lipat untuk pengobatan ternak yang terjangkit PMK, sehingga semua pelaku industri peternakan berdarah-darah. Memang penting sekali untuk ada realisasi dana bantuan untuk para peternak," kata Dedi.

Reporter: Andi M. Arief
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...