Rangkaian Kereta Cepat Jakarta-Bandung Tiba di Tanjung Priok Besok
Rangkaian Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dari Cina mulai tiba di Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (2/9). Pengiriman rangkaian kereta cepat tersebut akan dilakukan secara bertahap hingga 15 maret 2023.
General Manager Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Rahadian Ratry, mengatakan bahwa pengiriman kereta cepat akan dilakukan secara bertahap. Pengiriman pertama yang akan tiba besok terdiri dari satu trainset electric multiple unit (EMU) dan satu trainset Comprehensive Inspection Train (CIT) atau kereta insepksi.
Sementara pengiriman kedua adalah satu trainset EMU yang diprediksi tiba 4 September 2022. Pengiriman ketiga terdiri dari 3 trainset EMU yang rencananya akan tiba di Indonesia 25 Desember 2022.
Selanjutnya pada 25 Februari 2023 rencananya akan dikirim tiga trainset EMU. Terakhir yaitu pengiriman tiga trainset EMU kembali pada 15 Maret 2023.
Rahadian mengatakan, pengiriman kereta cepat dilakukan secara bertahap karena mempertimbangkan kapasitas kapal. Selain itu, pengiriman kereta cepat juga disesuaikan dengan kesiapan penampungan di Indonesia.
"Artinya, kita sesuaikan dengan selesainya proses pembangunan infrastruktur di Indonesia," kata Rahadian di Jakarta, Kamis (1/9).
Rahadian mengatakan, progress konstruksi Kereta Cepat Jakarta-Bandung telah mencapai 77,34% hingga akhir Agustus 2022. Untuk pembangunan kontruksi utama, progress jembatan telah mencapai 96,33%; sub grade 82,38%; dan terowongan 99,48%.
Sebelumnya, PT KCIC menyampaikan rangkaian EMU untuk proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) telah dikirim dari Cina Jumat (5/8). Direktur Utama KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi, mengatakan bahwa pengiriman tersebut menjadi langkah penting dalam upaya penyelesaian proyek KCJB. Adapun kereta tersebut diproduksi oleh CRRC Sifang, Qingdao, Provinsi Shandong, China.
Sebelum dikirim ke Indonesia, 12 rangkaian kereta ini telah menyelesaikan static test dan dynamic test.
Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung mengalami pembengkakan biaya (cost overrun). Awalnya, estimasi biaya proyek kereta cepat berkisar US$6,1 miliar dengan alokasi US$4,8 miliar untuk komponen konstruksi (Engineering-Procurement-Construction/EPC) dan US$1,3 miliar non-EPC.
Kemudian, pihak Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mengestimasikan terdapat pembengkakan biaya sebesar US$2,5 miliar menjadi US$8,6 miliar pada November 2020 karena adanya kenaikan dari EPC menjadi US$6,4 miliar dan non-EPC menjadi US$2,2 miliar.