Harga BBM Naik, Sandiaga Uno Usulkan Bansos Khusus Sektor Parekraf
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Parekraf memproyeksikan kenaikan harga bahan bakar minyak akan berdampak pada industri parekraf nasional. Kementerian Parekraf bahkan berencana mengajukan anggaran untuk program bantuan sosial bagi pelaku industri parekraf yang rentan terkena imbas kenaikan harga BBM.
Menteri Parekraf, Sandiaga Uno, menghitung harga BBM saat ini akan menaikkan rata-rata harga produk ekonomi kreatif hingga 20%, khususnya produk kuliner, fashion, dan kriya. Selain itu, biaya berwisata akan naik, khususnya destinasi wisata yang bisa dicapai dengan transportasi darat dan laut.
"Potensi penurunan kunjungan wisata ini yang sedang kami hitung. Data-data ini kami kumpulkan dan akan diajukan ke Kementerian Keuangan seandainya diperlukan bantalan sosial untuk pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif, khususnya dengan pendapatan di bawah Rp 3 juta per bulan," kata Sandiaga dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Parekraf, Senin (5/9).
Sebagai informasi, harga BBM, khususnya Pertalite dan Solar naik lebih dari 30%. secara rinci, harga Pertalite naik 30,7% menjadi Rp 10.000 per liter, sementara itu harga Solar naik 32,03% menjadi Rp 6.800 per liter.
Sandiaga menilai kenaikan harga BBM tersebut akan menurunkan tingkat perjalanan bulanan wisatawan nusantara atau wisnus hingga 20%. Namun demikian, pemerintah tidak akan merubah target volume perjalanan wisnus sebanyak 550 juta perjalanan pada tahun ini.
Sandiaga mengatakan target tersebut telah terlampaui pada akhir Agustus 2022. Menurutnya, volume perjalanan wisnus pada Januari-Agustus 2022 telah lebih dari 600 juta kali.
"Walaupun situasi sangat sulit, wisatawan nusantara ini come to the rescue. Our domestic market kembali jadi champion," kata Sandiaga.
Sandiaga mengimbau kepada pelaku industri parekraf untuk melakukan tiga langkah dalam menghadapi kenaikan harga BBM saat ini.
Pertama, pemerintah mengharapkan pelaku industri parekraf untuk melakukan efisiensi biaya produksi. "Konsepnya, be a cost leader," kata Sandiaga.
Kedua, diversifikasi sumber pasokan bahan baku maupun penjualan. Sandiaga menilai langkah ini berpotensi menghasilkan harga produk yang lebih terjangkau bagi konsumen dan memastikan arus pasokan bahan baku yang lebih bisa diandalkan. Ketiga, memprioritaskan pengeluaran yang betul-betul esensial.
Sekretaris Jenderal Organisasi Angkutan Darat (Organda), Ateng Aryono, mengatakan harga BBM berkontribusi sekitar 35% - 40% dari struktur biaya angkutan umum. Artinya, tarif angkutan umum akan naik yang pada akhirnya akan menurunkan okupansi angkutan umum.
Ateng menghitung kenaikan tarif angkutan penumpang akibat kenaikan BBM kali ini dapat mencapai 40%. Pasalnya tarif bus AKAP belum naik sejak 2016. Sementara itu, tarif angkutan barang dapat tumbuh hingga 27%.
Laporan Survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) menunjukkan, mayoritas masyarakat Indonesia menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan mengatakan 58,7% masyarakat menilai sebaiknya harga BBM tidak dinaikkan meskipun hal itu berpotensi menambah beban utang pemerintah.