Shopee PHK Karyawan, Tren Belanja Online Turun Setelah Covid-19 Reda?
Trend belanja online diperkirakan masih akan tetap berkembang meskipun Covid-19 mereda. Hal itu tercermin dari survey Data Indonesia mengenai pola konsumsi belanja online di Indonesia.
Dalam survey tersebut disebutkan sebagian besar responden atau 41,2% menyatakan bahwa frekuensi belanja online mereka tidak berubah saat ini dibandingkan ketika Covid-19 masih tinggi. Sebanyak 37,7% responden di antaranya justru makin sering berbelanja online setelah pandemi Covid-19 mereda. Sementara responden yang semakin jarang berbelanja online setelah pandemi reda hanya mencapai 19,1%.
Survey diselenggarakan pada 25 Agustus - 10 September 2022 oleh Data Indonesia dengan melibatkan 334 responden awal yang tersebar di 20 provinsi se-Indonesia. Komposisi gender dan generasi responden telah diproporsionalkan kepada populasi Indonesia.
Berdasarkan gendernya perempuan 39,4% semakin sering berbelanja online dibandingkan dengan laki-laki 36%. Sementara itu, Millennial 44,1 % dinilai menjadi generasi yang semakin sering berbelanja online, dibandingkan dengan generasi X 4,5% dan Z 34,2%.
Terdapat beberaa alasan konsumen tersebut berbelanja online. alasan terbesar responden melakukan belanja online, karena hemat waktu dan tenaga (53,8%) dan mudah membandingkan harga (25,1%).
Data Indonesia juga memberikan presentasi mengenai mayoritas (51,3%) responden berbelanja online hingga tiga kali dalam sebulan. Diikuti 34,7% responden yang berbelanja online 4-8 kali dalam sebulan.
Dari hasil survey tersebut, tentu untuk frekuensi belanja online perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki dalam sebulan. Sementara, generasi milenial paling banyak berbelanja online dalam sebulan dibandingkan Z dan X.
Head of Data Indonesia, Setyardi Widodo, mengatakan bahwa milenial paling banyak berbelanja online disebabkan karena mereka sudah berada di usia produktif dan rata-rata sudah mempunyai penghasilan yang dinilai cukup baik.
“Milenial lebih banyak konsumtif karena mereka sudah produktif dan sudah memiliki penghasilan sendiri. Sehingga nilai konsumtifnya sudah terbentuk dengan baik.,” ujarnya.
Setyadi juga mengatakan para responden yang tertarik untuk berbelanja online lebih banyak dipengaruhi karena melihat review barang yang dijual dari pembeli sebelumnya.
“Respon banyak yang tertarik untuk belanja online tentu setelah melihat review barang, agar tidak salah pilih dan mengalami penipuan. Memang review dari pembeli sebelumnya sangat berpengaruh,” ujar Setyadi.
Dirinya juga menjelaskan pada pukul 18.00-23.59 menjadi waktu terfavorit responden untuk berbelanja online. Semua generasi paling sering berbelanja online ketika malam hari setelah selesai melakukan semua kegiatan dan aktivitas.
Shopee PHK Karyawan
Sebelumnya salah satu e-commerce terbesar di tanah air, Shopee Indonesia melakukan pemutusan hubungan kerja alias PHK karyawan. Upaya efisiensi ini dilakukan menyusul langkah serupa yang sebelumnya dilakukan Sea Ltd sebagai induk Shopee di sejumlah negara.
Head of Public Affairs Shopee Indonesia Radynal Nataprawira menyampaikan, keputusan itu merupakan langkah terakhir yang harus ditempuh. Sebelumnya, perusahaan melakukan penyesuaian melalui beberapa perubahan kebijakan bisnis.
“Kondisi ekonomi global menuntut kami untuk lebih cepat beradaptasi serta mengevaluasi prioritas bisnis agar bisa menjadi lebih efisien. Ini merupakan keputusan yang sangat sulit,” kata Radynal dalam keterangan pers, Senin (19/9).
Ia menjelaskan, langkah efisiensi sejalan dengan fokus perusahaan secara global untuk mencapai kemandirian dan keberlanjutan. Keduanya merupakan komponen penting dalam menjalankan bisnis di tengah ketidakpastian ekonomi global saat ini.
“Perusahaan akan berfokus ke pertumbuhan bisnis yang mandiri dan berkelanjutan. Kami ingin memperkuat dan memastikan operasional perusahaan stabil di situasi ekonomi saat ini,” tambahnya.