Bidik 43 Importir Korea Selatan, Mendag Jajaki Kesepakatan Dagang Baru
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan saat ini tengah menjajaki kesepakatan dagang dengan 43 importir Korea Selatan. Penjajakan dilakukan untuk mendukung 116 Usaha Kecil dan Menengah merambah perdagangan global.
“Indonesia dan Korea Selatan adalah sahabat dekat dengan hubungan yang sudah terjalin selama lima puluh tahun. Dari sisi hubungan dagang pun terus terdapat peningkatan," ujar Zulkifli saat membuka Forum Bisnis Indonesia– Korea Selatan di Menara BNI Kamis (20/10).
Pada kesempatan itu, Zulkifli menyampaikan kepada para calon pembeli Korea Selatan bahwa Indonesia telah meratifikasi persetujuan kemitraan ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Korea Selatan (IK–CEPA). Persetujuan ini akan semakin melancarkan hubungan dagang kedua negara.
Pada periode Januari–Agustus 2022, kedua negara mencapai total nilai perdagangan sebesar USD 16,45 miliar atau meningkat 39,46 persen dibanding periode yang sama tahun 2021 yang sebesar USD 11,79 miliar. Sementara itu, pada 2021 Indonesia dan Korea Selatan mencapai nilai perdagangan yang cukup baik dengan membukukan total perdagangan senilai USD18,41 miliar.
Produk ekspor utama Indonesia ke Korea terdiri atas batu bara, minyak kelapa sawit, alat elektronik, dan plywood. Sedangkan impor utama Korea ke Indonesia adalah integrated circuit, besi, dan propilene.
Ketua Asosiasi Importir Korea (KOIMA) Kim Byung Kwan menyambut baik rencana kesepakatan dagang yang tengah dijajaki. Menurut KIM, KOIMA merupakan mitra yang tepat bagi para eksportir Indonesia untuk memasuki pasar Korea Selatan.
“KOIMA terus memainkan peranan penting bagi sektor perdagangan di Korea Selatan,” kata Kim.