Sering Longsor, Flyover Sitinjau Lauik Padang Rp 1,6 T Dibangun 2023
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR akan membangun floyever Sintinjau Lauik di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat. Proyek tersebut diharapkan bisa segera dimulai konstruksinya pada tahun 2023 mendatang.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono telah melakukan peninjauan terhadap lokasi longsor di jalan Sitinjau Lauik saat kunjungannya ke Sumatra Barat pada Rabu (2/11) . Dia memastikan jalan tersebut harus dibenahi namun, dengan melakukan perubahan geometrik dan desainnya.
"Kementerian PUPR mendukung usulan masyarakat Sumbar untuk pembangunan Flyover Sitinjau Lauik. Insya Allah akan kita bangun dengan prioritas pada Panorama 1, sedangkan Panorama 2 kita tangani parsial dengan perbaikan geometri jalan. Seluruh desain harus kita review dulu," ujar Basuki yang dikutip dari keterangan resmi, pada Kamis (3/11).
Basuki mengatakan, persoalan perizinan dan lahan dalam pembangunan tersebut akan diselesaikan oleh Pemerintah Daerah atau Pemda. Skema pembangunan yang saat ini sedang dalam proses penelaahan adalah melalui Kerjasama Pemerintah dan Bahan Usaha atau KPBU.
Menurut Basuki, pembangunan flyover di Sitinjau Lauik bertujuan untuk mengurangi kecelakaan di jalur ekstrem akibat tikungan yang tajam.
Gubernur Sumatera Barat, Buya Mahyeldi, menyambut positif pembangunan flyover tersebut. Dia mengatakan, akan segera menindaklanjuti arahan dan masukan dari menteri.
“Alhamdulillah Pak Menteri memenuhi janji untuk datang ke Sumbar dan melihat langsung proyek yang ada di Sumbar. Pak Menteri berjanji akan datang ke Sumbar saat saya mengunjunginya beberapa waktu yang lalu," ujar Mahyeldi.
Mahlyeldi berharap masukan yang telah diberikan oleh Menteri PUPR dapat langsung diakomodir dengan merubah desainnya. Dengan demikian, perencanaan dan pelaksanaannya dapat terlaksana pada 2023 nanti.
Kepala Dinas Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang (BMCKTR) Sumbar, Era Sukma Munaf menyebut pembangunan flyover Sitinjau untuk kawasan Panorama I diperkirakan membutuhkan dana Rp 1,6 triliun.