Kalah dengan Malaysia, UMKM RI yang Masuk Rantai Pasok Global Hanya 4%
Kementerian Koperasi dan UKM atau KemenKopUKM menggandeng 17 Badan Usaha Milik Negara atau BUMN untuk menghubungkan Koperasi dan UMKM ke dalam rantai pasok global. Selain BUMN, terdapat juga dua perusahaan besar yang terlibat dalam rantai pasok tersebut.
Hal tersebut diwujudkan dalam Forum Kemitraan UMKM/IKM dengan BUMN dan Usaha Besar yang terselenggara di Smesco Indonesia, Jakarta, Kamis, (24/11).
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, mengatakan bahwa UMKM yang terhubung rantai pasok global baru mencapai 4,1 persen, sedangkan untuk dalam negeri kemitraan usaha besar dan UMKM baru 7 persen. Jumlah UMKM Indonesia yang masuk dalam dalam rantai pasok global tersebut kalah dengan negara-negara lain seperti Vietnam 20% dan Malaysia 46,2%.
"Oleh karenanya kami mengembangkan program UMKM naik kelas. Salah satunya kemitraan UMKM dengan BUMN dan usaha besar," kata MenKopUKM Teten Masduki saat memberikan sambutan dalam acara Forum Kemitraan UMKM/IKM dengan BUMN dan Usaha Besar.
Dia mengatakan, upaya tersebut juga bertujuan agar UMKM naik kelas. Saat ini, 97& UMKM omsetnya masih berada di bawah Rp 2 miliar per tahun.
Melalui kemitraan ini, dia mengatakan, BUMN akan membantu UMKM, dengan membeli produk-produknya melalui pasar digital BUMN. Selain itu, nantinya UMKM akan diintegrasikan dalam rantai pasok BUMN dan swasta.
"Hal ini sudah diinisiasi dari 3 tahun sebelumnya, dan sekarang baru bisa dijalankan," ujar Teten.
Teten mengatakan, model kemitraan ini telah diterapkan di Jepang dan Cina. Program tersebut terbukti berhasil membuat UMKM di negara tersebut masuk rantai pasok global.