Produksi Karet Lokal Merosot, Impor untuk Industri Melonjak Tajam

Nadya Zahira
15 Desember 2022, 17:52
Petani berjalan di samping tanaman sawit yang disiapkan menggantikan tanaman karet di lahan perkebunan karet rakyat, Tempino, Mestong, Muarojambi, Jambi, Jumat (14/10/2022).
ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/rwa.
Petani berjalan di samping tanaman sawit yang disiapkan menggantikan tanaman karet di lahan perkebunan karet rakyat, Tempino, Mestong, Muarojambi, Jambi, Jumat (14/10/2022).

Produksi karet dalam negeri merosot 50% sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan industri domestik. Kondisi tersebut mendorong peningkatan impor karet untuk kebutuhan industri.

Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika, kesejahteraan petani karet tertekan akibat harga komoditas tersebut merosot tajam. Apalagi  88% areal perkebunan karet adalah milik petani rakyat. 

Harga karet saat ini  US$ 1,4 per kg atau Rp 21.875 per kg. Angka tersebut jauh lebih rendah dari harga karet pada 2011 senilai US$ 5,4 per kilogram (kg) atau Rp 84.375 per kg.

Putu mengatakan, rendahnya harga karet berdampak pada produktivitas yang  menurun. Akibatnya, pasokan ke industri pun ikut turun.

“Ini perlu kita carikan solusinya. Karet ini basis bahan baku yang begitu besar di indonesia. Di data kami juga menunjukan 50% penurunan produksi karet alam, jadi sangat rendah sekali," ujarnya  dalam acara Sarasehan Komoditas Karet Alam Nasional, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (15/12).

Dia mengatakan, industri terpaksa impor karet alam untuk memenuhi kontrak dan keberlangsungan produksi industri. Sejak 2021, impor bahan baku karet alam berupa cup lump naik 123% dibandingkan 2020 yaitu sebesar 43,8 ribu ton. 

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...