Perajin Tahu dan Tempe Berdarah-darah Hadapi Kelangkaan Kedelai
Kelangkaan kedelai menyebabkan harga komoditas tersebut melambung tinggi hingga Rp 15.000 per kg. Hal itu berdampak signifikan pada industri kecil dan menengah atau IKM seperti perajin tahu dan tempe.
Direktur Jenderal IKM dan Aneka Kementerian Perindustrian, Reni Yanita, mengatakan kelangkaan dan melonjaknya harga kedelai berpengaruh kepada pelaku IKM. Harga kedelai yang mahal membuat keuntungan yang didapatkan oleh pelaku perajin tahu dan tempe menjadi semakin kecil.
Pada sisi lain, penjualan tahu dan tempe berisiko untuk berkurang karena harganya semakin mahal. Akibatnya mereka menjadi takut untuk produksi.
"Kedelai kan harganya mahal sekarang, nah ketika mahal itu takutnya marginnya semakin kecil, sehingga para pelaku IKM atau UMKM malas berproduksi, karena mau jual juga rugi takut tidak ada yang beli, " ujar Reni usai acara Pemberian Penghargaan Upakarti 2022 di Kantor Kementerian Jakarta, Senin (19/12).
Stok kedelai tidak cukup sampai akhir tahun
Direktur Ketersedian Pangan Badan Pangan Nasional, Budi Wariyanto mengatakan, pihaknya tengah khawatir karena stok kedelai diprediksi tidak bisa mencukupi hinggal akhir tahun. Sebab, terjadinya kelangkaan kedelai di pasar saat ini.
Badan Pangan Nasional sudah mengirim surat kepada para importir untuk segera mempercepat pengiriman stok kedelai. "Kedelai ini ada kekhawatiran, kalau kita lihat kebutuhan kedelai rata-rata 245 ribu ton per bulan," ujar Budi dalam diskusi Orkestrasi NFA Dalam Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan, Jumat (9/12).
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan sudah menugaskan Bulog untuk impor kedelai sebanyak 350 ribu ton. Proses impor tersebut diperkirakan membutuhkan waktu sebanyak 45 hari.
"Tapi belum sampai barangnya. Impornya dari Amerika sana perlu waktu 45 hari. Mungkin akhir Desember sampai," ujar Zulkifli kepada awak media saat ditemui di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (16/12).
Amerika Serikat (AS) merupakan pemasok utama impor kedelai Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, impor kedelai dari AS mencapai 1,37 juta ton senilai US$955,3 juta sepanjang periode Januari-Agustus 2022.
Volume impor kedelai dari Negeri Paman Sam tersebut porsinya mencapai 81,72% dari total impor gandum nasional seberat 1,68 juta ton sepanjang Januari-Agustus tahun ini.