Beroperasi 19 Tahun, Restoran Fish & Co. Tutup Gerai Mulai 31 Desember
Pemilik lisensi merek Fish & Co. di Indonesia, GF Culinary, akan menutup puluhan gerai restorannya mulai 31 Desember 2022. Restoran yang beroperasi selama 19 tahun itu ditutup seriring berhentinya GF Culinary sebagai pemegang lisensi merek restoran itu.
"Gerai Fish & Co. di bawah GF Culinary akan menghentikan operasionalnya pada 31 Desember 2022," kata GF Culinary dalam akun media sosial yang dikutip Selasa (20/12).
Restoran hidangan laut asal Singapura ini memiliki 25 gerai di Indonesia. Restoran Fish & Co. tersebar di beberapa kota besar seperti Jakarta, Bekasi, Tangerang, Semarang, Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Bali, dan Medan.
Manajemen GF Culinary mengucapkan terima kasih kepada pelanggan setia Fish & Co. Dalam situs resminya, mereka tak lagi memasukkan Fish & Co. dalam daftar merek restoran yang dikelolanya.
Perusahaan yang dimiliki Henry Rusli ini memegang lisensi untuk sembilan merek di antaranya Ojju, Baba Laksa, Putien dan Butler's Steak. GF Culinary memiliki 1.000 karyawan yang tersebar dalam beberapa restoran.
Belum jelas alasan GF Culinary tak melanjutkan lisensi merek terhadap Fish & Co. Belum ada informasi juga mengenai kemungkinan perusahaan lain melanjutkan lisensi merek tersebut.
Penutupan restoran ini di tengah kunjungan masyarakat ke restoran, mal dan pusat perbelanjaan mengalami peningkatan.
Sejak pertengahan tahun ini kunjungan ke mal, pusat perbelanjaan dan restoran kembali meningkat, bahkan menyamai masa sebelum pandemi. Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja, menyatakan saat ini kunjungan mal atau pusat perbelanjaan mendekati kapasitas penuh.
"Beberapa pusat perbelanjaan kunjungannya sudah mencapai 100% pada saat waktu - waktu tertentu," ujar Ketua Umum APPBI, Alphonzus Widjaja, kepada Katadata.co.id, Kamis (22/09)
Alphonzus mengatakan, tingginya tingkat kunjungan pusat perbelanjaan terjadi karena masyarakat sudah merasa bosan dan tidak bisa bepergian sejak pandemi. Saat ini, masyarakat memilih untuk berinteraksi sosial secara langsung. “Masyarakat Indonesia memiliki budaya berkumpul baik bersama keluarga maupun teman, tentu mereka akan memanfaatkan momen ini untuk bisa berbelanja ke pusat perbelanjaan secara langsung," ujar Alphonzus.