Ekspor CPO RI Diprediksi Turun pada 2023, Cina dan India Tujuan Utama

Nadya Zahira
20 Desember 2022, 20:42
Foto udara kendaraan melintas di areal perkebunan sawit milik salah satu perusahaan di Pangkalan Banteng, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Senin (7/11/2022).
ANTARA FOTO/Makna Zaezar/hp.
Foto udara kendaraan melintas di areal perkebunan sawit milik salah satu perusahaan di Pangkalan Banteng, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Senin (7/11/2022).

Institute for Development of Economics and Finance atau Indef memprediksi ekspor minyak sawit mentah atau CPO Indonesia turun tipis sebesar 2-5% pada 2023. Negara tujuan eksportir utama adalah Cina dan India.

“Ekspor CPO tahun depan memang diprediksi akan turun 2 sampai 5%, tapi penurunan ekspor tersebut tidak signifikan lah,” ujar Direktur Eksekutif Indef, Ahmad Tauhid saat ditemui awak media, di Hotel Park Hyatt, Jakarta, Selasa (20/12).

Tauhid mengatakan, permintaan ekspor masih cukup besar terutama ke India dan Cina. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi kedua negara tersebut melesat yang mendorong meningkatnya permintaan minyak kelapa sawit.

“Apalagi pertumbuhan ekonomi di India 7% sehingga kebutuhan terhadap CPO kita masih besar, China juga pertumbuhan ekonominya malah naik dari yang sebelumnya 3,5% menjadi 4%,” ujar Tauhid.

Berbeda dengan permintaan pasar Uni Eropa yang diprediksi akan menurun pada 2023. Hal ini berdampak pada penurunan volume ekspor ke benua biru tersebut.

Harga CPO

Selain itu, dia mengatakan, harga CPO diprediksi turun tipis sekitar US$ 900 sampai US$ 1000 per metrik ton. Menurut dia, harga CPO yang masih rendah akan merugikan para petani sawit khususnya yang tidak bermintra dnegan perusahaan kelapa sawit.

Untuk mendongkrak harga TBS sawit, Tauhid menyarankan pemerintah untuk memperpanjang kebijakan pungutan ekspor Rp 0. “Karena harga TBS nya akan jatuh jadi pemungutannya memang harus dibebaskan. Dan memang ketentuannya US$ 800, menurut saya masih moderat untuk dipertahankan,” ujar Tauhid.

Harga CPO di bursa komoditas Rotterdam pagi hari ini hingga pukul 09.09 WIB berada di level US$ 985 per metrik ton data per Selasa (20/12). Harga CPO di bursa komoditas Rotterdam ini hanya bergerak 2,07% dibanding penutupan Minggu, 18 Desember 2022 yang diperdagangkan US$ 985 per metrik ton. Diperkirakan untuk pergerakan CPO di bursa komoditas Rotterdam hari ini akan berada pada kisaran US$ 985 - 1.000 per metrik ton.

Seperti tertera di investing.com, harga CPO di bursa komoditas Rotterdam telah bergerak naik 2,07% dalam sepekan. Sementara bila dibandingkan 30 hari sebelumnya, harga CPO di bursa komoditas Rotterdam masih lebih rendah -12,05%.

Meski demikian untuk rentang data setahun, CPO di bursa komoditas Rotterdam sebetulnya telah mengalami penurunan. Rekor tertinggi sebelumnya, sempat menyentuh level US$ 2.010 per metrik ton.

Reporter: Nadya Zahira

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...