Sri Mulyani Kucurkan Dana APBN Rp 83 Triliun untuk Tol Trans Sumatera

Tia Dwitiani Komalasari
10 Januari 2023, 12:31
Sejumlah kendaraan pemudik antre melintasi Gerbang Tol Bakauheni Selatan, Lampung Selatan, Lampung, Minggu (1/5/2022). Pada H-1 Idul Fitri 1443 H, Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Bakauheni-Palembang dipadati kendaraan pemudik.
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/wsj.
Sejumlah kendaraan pemudik antre melintasi Gerbang Tol Bakauheni Selatan, Lampung Selatan, Lampung, Minggu (1/5/2022). Pada H-1 Idul Fitri 1443 H, Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Bakauheni-Palembang dipadati kendaraan pemudik.

Menteri Keuangan Sri Mulyani blak-blakan soal pemberian dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara atau APBN sebesar Rp 83 Triliun untuk pembangunan Tol Trans Sumatera. Dana APBN itu disalurkan secara bertahap melalui Penyertaan Modal Negara atau PMN untuk PT Hutama Karya selaku penerima tugas pembangunan jalan tol Trans Sumatera.

Dana sebesar Rp 83, 74 triliun itu dikucurkan melalui APBN 2015 hingga 2022. Adapun rinciannya adalah Rp 3,6 triliun pada 2015, Rp 2 triliun pada 2016, Rp 10,5 triliun pada 2019, Rp 11 triliun pada 2020, Rp 25,29 triliun pada 2021, dan Rp 31,35 triliun pada 2022.

"Lebih dari 1.100 kilometer jalan tol telah dibangun," kata Sri Mulyani melalui akun Instagram resminya, Selasa (10/1).

Dia mengatakan, pembangunan jalan Tol Trans Sumatera bertujuan untuk memperlancar konektivitas. Selain itu, pembangunan jalan tol ini juga mendorong kegiatan ekonomi sehingga bisa memakmurkan rakyat Sumatera.

"Uang APBN termasuk uang dari pajak anda diinvestasikan untuk membangun infrastruktur yang sangat penting dan strategis menopng kemajuan ekonomi, menciptakan pemerataan kesejahteraan dan mendorong kemajuan seluruh pelosok Indonesia," kata dia.

Setiap tahun pemerintah mengalokasikan anggaran pembiayaan investasi atau PMN kepada Badan Usaha Milik Negara atau BUMN. Berdasarkan data dari Nota Keuangan RAPBN 2023, pada tahun 2018 pembiayaan investasi atau PMN kepada BUMN berjumlah Rp3,6 triliun.

Kemudian di periode 2019-2021 nilainya terus naik signifikan, hingga pada 2022 outlook pembiayaannya menurun seperti terlihat pada grafik.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...