Britishvolt Siap Bangun Pabrik Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia
Produsen baterai kendaraan listrik asal Inggris, Britishvolt, dikabarkan telah sepakat untuk berinvestasi pada ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Masuknya Britishvolt diharap bisa mempercepat pengembangan baterai kendaraan listrik berbasis lithium.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan progres investasi Britishvolt ke dalam ekosistem kendaraan listrik tanah air sudah masuk dalam tahap finalisasi. Perusahaan juga disebut telah diberi jatah kavling sebagai lokasi pengembangan pabrik.
Kendati demikian, Bahlil belum menyebutkan besaran nilai investasi yang dikeluarkan oleh Britishvolt. "Britishvolt sudah masuk. Sekarang sedang tahap finalisasi, lokasinya juga sudah hampir beres," ujarnya dalam Keterangan Pers Menteri terkait Rapat Terbatas yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (11/1).
Masuknya Britishvolt ke dalam ekosistem produksi baterai kendaraan listrik domestik menegaskan sektor tersebut tidak dikuasai oleh negara tertentu. Bahlil menjabarkan, sebelum Britishvolt juga ada investasi yang masuk dari perusahaan asal Korea, LG, dengan nilai investasi US$ 8,9 miliar.
Selanjutnya ada perusahaan asal Cina, Contemporary Amperex Technology Co Limited atau CATL dengan investasi US$ 5,2 miliar. Ada juga beberapa perusahaan otomotif Eropa yang telah sepakat untuk berinvestasi di sektor produksi kendaraan listrik. Seperti dua perusahaan asal Jerman, Volkswagen dan BASF.
Mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini juga menyinggung soal keterlibatan Foxconn dari Taiwan dan peluang investor baru dari Jepang dan Amerika.
"Jadi investasi untuk baterai kendaraan listrik ini tidak dilakukan oleh satu negara tertentu, dan beberapa investasi sudah tahap 80% dengan Jepang dan Amerika. Nama perusahaannya belum saya sebut karena belum diteken," ujar Bahlil.
Sebelumnya diberitakan Britishvolt menggandeng Grup Bakrie melalui anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk, PT Vektr Mobiliti Indonesia (VKTR) yang merupakan spin-off dari PT Bakrie Autoparts, untuk membangun pabrik baterai kendaraan listrik.
Kerjasama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman kerja sama di bidang elektrifikasi kendaraan ini dilakukan oleh Anindya N. Bakrie mewakili VKTR dan CEO BritishVolt Orral Nadjari di London, Inggris, Rabu (23/3/2022).
Penandatanganan MoU disaksikan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Duta Besar Indonesia untuk Inggris Desra Percaya, Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid, anggota parlemen Inggris Lord Aamer Safraz dan Richard Graham, serta Presiden Confederation of British Industries Lord Karan Bilimoria.
Anindya mengatakan bahwa momentum ini merupakan awal kerja sama antara kedua negara dalam rangka pengembangan industri baterai kendaraan listrik guna percepatan pengembangan ekosistem kendaraan listrik yang berkelanjutan.
"Dukungan penuh pemerintah mutlak diperlukan agar rencana investasi ini dapat terealisasi dengan baik dan Indonesia siap menghadapi era elektrifikasi kendaraan di tahun-tahun mendatang," kata Anindya dalam keterangan tertulis, Jumat (25/3).
VKTR sendiri berfokus pada penelitian dan pengembangan solusi teknologi digital terkait sektor elektrifikasi industri transportasi.
Pada kesempatan yang sama CEO BritishVolt Orral Nadjari mengatakan bahwa kerja sama ini merupakan upaya bersama dalam rangka transisi berkelanjutan menuju net zero emission (NZE).
"Saya ingin terlibat dan melihat langsung hasil dari kemitraan strategis kami ke depan. Saya juga berharap Indonesia dapat memainkan peran pentingnya dalam percepatan transformasi energi global, salah satunya melalui kerja sama yang telah ditandatangani ini," ujarnya.